Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Sakit Kepala Harus Diperiksakan ke Dokter?

Kompas.com - 30/01/2018, 20:02 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Sakit kepala adalah salah satu keluhan kesehatan yang paling kerap dikeluhkan. Bahkan, bisa dikatakan semua orang pernah mengalami hal ini.

Mulai dari flu hingga tumor otak memiliki gejala sakit kepala. Hal ini tentu menjadi pertanyaan, kapankah sakit kepala perlu kita periksakan?

Baca juga: 5 Cara Mengobati Sakit Kepala dengan Cepat

"Ketika saya melakukan pemeriksaan fisik, saya akan bertanya tentang sakit kepala," kata Michael Munger, seorang dokter layanan primer di Overland Park, A.S dikutip dari Washington Post, Sabtu (27/01/2018).

Munger juga menyebut bahwa ia selalu terkejut bahwa banyak pasien yang mengalami sakit kepala namun tidak memeriksakannya.

Baca juga: 5 Tanda Bukan Sakit Kepala Biasa

"Beberapa orang hanya membiarkannya," sambungnya.

Mulai dari Ringan Hingga Berat

Beberapa sakit kepala yang umum dirasakan adalah sakit kepala tegang, sakit kepala sinus, dan migrain.

Sakit kepala tegang dirasakan sekitar 30 hingga 70 persen populasi, kata Nauman Tariq, direktur Pusat Sakit Kepala di John Hopkins Medicine, Baltimore.

Sakit kepala jenis ini biasanya ringan dan dapat diredakan dengan penghilang rasa sakit yang tanpa resep dokter.

Sedangkan migrain dirasakan 12 hingga 27 persen populasi, ujar Tariq. Kisaran tersebut memiliki tingkat keparahan dan frekuensi, "dari dua kali migrain selama setahun menjadi sakit kepala yang dirasakan setiap hari," katanya.

Obat yang biasa dibeli di toko atau warung dan obat yang diresepkan dokter, sama-sama termasuk dalam kelompok obat triptan, yaitu Imitrex, Zomig, dan Maxalt.

Sedangkan sakit kepala sinus biasanya adalah hasil dari kelebihan lendir di saluran hidung yang berhubungan dengan alergi, pilek, atau flu. Sakit kepala jenis ini bisa dikurangi dengan Antihistamin atau dekongestan.

Munger, yang juga merupakan presiden American Academy of Family Physicians menyebut bahwa sakit kepala seringkali tidak berbahaya.

Tapi dia juga mengingatkan bahwa hal ini bisa menjadi gejala dari kondisi yang lebih serius deperti tumor otak atau aneurisma.

Baca juga: 6 Langkah Lenyapkan Sakit Kepala akibat Diet

"Anda tidak ingin orang bereaksi berlebihan, tapi Anda juga tidak ingin mereka untuk tidak peduli," kata Munger.

Jadi, kapankah Anda harus memeriksakan sakit kepala Anda?

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com