Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3200 Phaethon, Asteroid Aneh yang Jadi Induk Hujan Meteor Geminid

Kompas.com - 14/12/2017, 19:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Dengan orbit lonjong tersebut, berarti 3200 Phaethon memintas orbit empat planet sekaligus, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

Dengan statusnya sebagai asteroid pemintas, orbit asteroid 3200 Phaethon memiliki jarak perpotongan terhadap orbit bumi atau Minimum Orbit Intersection Distance (MOID) sekitar 2,9 juta kilometer. Dengan demikian, asteroid ini termasuk dalam kelompok Asteroid Potensi Bahaya (APB) bagi bumi karena MOID-nya lebih kecil dari ambang batas minimal yaitu 7,5 kilometer.

"Meski demikian, dengan orbit yang telah diketahui, hal ini cukup baik karena rentang waktu pengamatan yang panjang (yakni melebihi 30 tahun). Maka tidak ada potensi bagi asteroid Phaethon untuk berbenturan dengan bumi hingga kurun 400 tahun mendatang," ujar Marufin.

Marufin juga menambahkan bahwa pada 17 Desember 2017 pukul 06:00 WIB, asteroid 3200 Phaethon akan berada pada jarak hanya 10,3 juta kilometer dari bumi. Ini adalah jarak terdekat kedua bagi asteroid itu ke bumi sepanjang abad ini setelah perlintasan-dekat Desember 2093 kelak (dimana 3200 Phaethon hanya berjarak 3 juta kilometer dari Bumi).

"Tidak ada potensi tubrukan antara asteroid Phaethon dengan bumi sehingga kejadian mendekatnya asteroid ini dikategorikan sebagai perlintasan-dekat atau papasan-dekat," kata Marufin.

"Asteroid ini jauh lebih kecil ketimbang bumi sehingga kala melintas dalam jarak 10,3 juta kilometer itu tidak ada dampak yang kita rasakan di bumi," tambahnya.

Namun, Marufin juga menyebutkan bahwa asteroid aneh ini tidak akan dapat dilihat dengan mata telanjang. Hal ini karena saat berada pada titik terdekatnya dengan bumi, asteroid 3200 Phaethon berada di atas kawasan Samudera Atlantik bagian barat.

Baca juga: Aloha, Asteroid Alien yang Kunjungi Tata Surya Kita Punya Nama Baru

"Ia melintas dengan kecepatan mendekati 115.000 kilometer per jam. Magnitudonya diperkirakan +11 sehingga hanya bisa dilihat dengan teleskop yang memiliki lensa atau cermin berdiameter minimal 100 milimeter," ungkap Marufin.

"Namun pengalaman menunjukkan bahwa obyek seredup itu masih bisa difoto dengan kamera DSLR yang berlensa 80 milimeter, asal mengikuti gerak langit dan waktu paparannya lama (30 detik)," sambung Marufin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com