Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asteroid Alien Mendekati Kita dan Ini yang Terjadi jika Hantam Jakarta

Kompas.com - 02/11/2017, 19:19 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pertengahan Oktober 2017, Bumi baru saja kedatangan tamu spesial.

Sebuah benda langit, mampir dalam tata surya kita. Bukan komet, ini merupakan asteroid kecil yang berdiameter 150 sampai 500 meter, yang diberi nama asteroid alien A/217 U1.

Ibaratnya, asteroid ini seperti kerikil di tengah luasnya hamparan tata surya. Meski begitu, semua mata khususnya astronom sangat tertarik untuk memelototinya.

Asteroid ini sangat menarik, dan tergolong asteroid alien. Disebut demikian karena asteroid ini tidak berasal dari tata surya kita. Juga tidak terikat pada satu bintang induk dalam galaksi. Alias asteroid yatim.

Banyak juga yang menyebut, asteroid ini merupakan pengelana yang hanya singgah sebentar dalam tata surya kemudian pergi lagi untuk seterusnya.

BACA: Pertama Kali dalam Sejarah, Asteroid Alien Datangi Tata Surya Manusia

Dalam artikel yang ditulis laman blog Ekliptika, astronom amatir Marufin Sudibyo mengungkapkan bahwa asteroid alien merupakan bagian dari benda langit yang terdorong sangat jauh hingga terusir ke luar dari lingkungan tata surya.

Benda langit yang terusir ini melalang buana di ruang antar bintang.

 Orbit asteroid A/2017 U1 pada 25 Oktober 2017 TU terhadap orbit planet-planet inferior. Nampak asteroid berasal dari belahan langit sebelah utara ekliptika dan bergerak secara retrograde atau berlawanan arah dengan arah gerakan planet-planet inferior pada umumnya. Orbit asteroid A/2017 U1 pada 25 Oktober 2017 TU terhadap orbit planet-planet inferior. Nampak asteroid berasal dari belahan langit sebelah utara ekliptika dan bergerak secara retrograde atau berlawanan arah dengan arah gerakan planet-planet inferior pada umumnya.

Baca Juga: Bola Cahaya Terlihat di Langit Siberia, Benarkah Kapal Alien?

Setelah dilakukan penelitian akumulatif sampai Kamis (26/10/2017) terkumpul 59 data yang mendukung benda ini memenuhi karakter asteroid.

Apa jadinya jika asteroid alien waktu itu mendarat di Bumi?

Hasil simulasi dampak gelombang kejut dan paparan panas bilamana asteroid A/2017 U1 jatuh di Jakarta dan melepaskan energi tumbukan 18.100 megaton TNT. Seluruh bangunan yang ada dalam lingkaran 5 psi akan runtuh akibat menerima tekanan-lebih yang setara 5 psi atau lebih besar lagi. Sementara seluruh manusia yang ada di dalam lingkaran lukabakar-3 akan mengalami luka bakar tingkat 3, yakni luka bakar yang menembus segenap lapisan kulit hingga merusak syaraf dan berpotensi mematikan. Hasil simulasi dampak gelombang kejut dan paparan panas bilamana asteroid A/2017 U1 jatuh di Jakarta dan melepaskan energi tumbukan 18.100 megaton TNT. Seluruh bangunan yang ada dalam lingkaran 5 psi akan runtuh akibat menerima tekanan-lebih yang setara 5 psi atau lebih besar lagi. Sementara seluruh manusia yang ada di dalam lingkaran lukabakar-3 akan mengalami luka bakar tingkat 3, yakni luka bakar yang menembus segenap lapisan kulit hingga merusak syaraf dan berpotensi mematikan.

Jarak terdekat asteroid alien A/2017 U1 pada bumi masih lebih besar dibanding ambang batas 0,05 SA. Sebab itu asteroid ini tidak berpotensi membahayakan bumi. Peluang untuk bertabrakan dengan Bumi adalah nol.

Tapi, kalau sampai jatuh ke bumi dampaknya sangat besar. Marufin Sudibyo membuat simulasi dengan Down2Earth. Ia memperlihatkan asteroid yang berdiameter 400 meter dan berpori(massa jenis 1.500 kg/m3) itu bakal melesat dengan kecepatan 60 km/detik menuju bumi.

Tepat sebelum memasuki atmosfer energi kinetiknya sebesar 21.600 megaton TNT. Sepanjang menembus atmosfer, kecepatannya akan berkurang sedikit sehingga kala tiba di paras Bumi masih secepat 54,9 km/detik dengan energi tumbukan setara 18.100 megaton

Energi itu setara dengan hulu ledak nuklir pada puncak Perang Dingin. Pelepasan energi sebesar itu akan menyebabkan dampak spontan yang bisa dirasakan hingga radius 580 kilometer dari titik tumbuk, berdasarkan simulasi ledakan nuklir.

Secara global, tumbukan juga bisa memicu tahun tanpa musim panas akibat kandungan aerosol sulfat dan jelaga.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau