Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hages Budiman sebagai Perempuan dan Ibu dengan HIV

Kompas.com - 04/12/2017, 17:04 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Mengetahui mengidap Human Imunodeficeiency Virus (HIV), bukanlah perkara mudah. Penyakit ini masih dianggap penyakit kotor, mematikan, dan aib.

Di sisi lain, banyak pengidap HIV yang meninggal lebih cepat karena kurangnya pengetahuan. Tak sedikit yang enggan memeriksakan kondisi virus sehingga menurunkan kualitas hidup.

Berdasarkan data Laporan Perkembangan HIV/AIDS Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, persentase infeksi HIV yang dilaporkan pada tahun 2016 mencapai 41.250 orang. Rinciannya, 26.099 laki-laki dan 15.151 perempuan.

Meski menjadi momok, banyak orang dengan HIV-AIDS (ODHA) yang terus berjuang untuk hidup. Salah satunya adalah Hages Budiman. Sejak mengetahui dirinya positif terinfeksi pada 2006, hingga kini Hages tetap menjalani aktivitas seperti sedia kala. Tak hanya itu, Hages juga memiliki kesempatan membesarkan ketiga anaknya.

Hages menceritakan, hal ini bermula sejak 40 hari dia melahirkan anak pertama. Saat itu, suaminya sakit. Setelah melakukan sejumlah pemeriksaan, suaminya didiagnosis positif HIV. "Dan saya pun disarankan untuk segera diperiksa. Namun saat itu hasilnya masih negatif. Dokter menyarankan 3 bulan kemudian untuk cek lagi," kata Hages saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/12/2017).

Baca Juga: Untuk Semua Pria, Bakteri pada Kulup Penismu Tingkatkan Risiko HIV

Dalam pemeriksaan kedua kalinya, Hages dinyatakan positif memiliki HIV. Sebelumnya, Hages sudah tidak menyusui anaknya agar tidak tertular.

Sayang, lima bulan setelah suaminya dinyatakan HIV positif, suaminya depresi dan meninggal dunia. Berbeda dengan sang suami, Hages memutuskan untuk bangkit. Keinginan untuk hidup dan melihat masa depan anak menjadi motivasi terbesarnya.

"Itu titik balik saya. Saya harus berjuang, bagaimana caranya saya ingin melihat masa depan anak saya. Ini masih panjang," ujarnya optimis.

Sementara itu, bayi baru lahir tidak bisa langsung dicek darah dan harus menunggu 18 bulan terlebih dahulu.

"Setiap malam saya berdoa. Alhamdulillah Allah maha baik dan saat (usia anak) 18 bulan dicek lagi, Alhamdulillah hasilnya negatif sama non reaktif," ujar Hages.

Resep Sehat Hages, Mimun ARV Teratur

Hages tidak sendiri. Keluarga mendukung penuh perjuangannya. Namun menurutnya, perjuangan hidup harus datang dari dalam diri ODHA. Tanpa kemauan untuk "move on" sebanyak apa pun dukungan tak akan berpengaruh terhadap kualitas hidup.

Dalam kondisi stres, sel kekebalan tubuh akan menurun. Dengan demikian, menjadi penting menjaga semangat hidup agar sel kekebalan tubuh tetap terjaga.

Saat itu, Hages didiagnosis mengidap AIDS stadium 3. Kondisi ini membuat tak hanya satu penyakit yang bersarang. Untuk mengatasinya, Hages wajib mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) secara teratur.

Baca Juga: Tanaman Gandarusa Diteliti dan Ternyata Punya Zat Penghambat Virus HIV

“Saya minum sehari sekali on time setiap jam 10 dan obat akan bekerja 24 jam di dalam darah. Dengan minum obat, penyakit akan hilang dengan sendirinya. Misalnya (ada penyakit) jamur di mulut, diare akut, dan hepatitis C. Diare itu yang paling parah, sehari bisa sampai 20 kali, (harus) pakai pampers. Tapi (diare) bisa kambuh kalau minum obatnya enggak teratur" kata Huges.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com