KOMPAS.com - HIV/AIDS masih menjadi momok bagi banyak orang di seluruh dunia. Saking menakutkannya, dunia seakan berakhir ketika seseorang di vonis terinfeksi HIV.
Anggapan ini setidaknya akan terus ada selama kita belum mendapatkan pengobatan serta pencegahan yang lebih baik dari saat ini.
Memang hingga saat ini memang belum ada obat mumpuni untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit ini. Namun bukan berarti ilmuwan kemudian menyerah untuk terus berupaya menemukan penyembuh dari HIV/AIDS.
Seperti sebuah berita yang datang dari Afrika selatan ini, dimana Johnson & Johnson, Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat dan Yayasan Bill & Melinda Gates berkolaborasi menguji penggunaan vaksin HIV pada 2.600 wanita di Afrika selatan selama tiga tahun kedepan.
Dosis pertama vaksin HIV digunakan untuk sistem kekebalan tubuh, sementara yang kedua untuk meningkatkan respon tubuh.
Vaksin ini menggabungkan protein dari berbagai galur HIV untuk menciptakan 'kepingan' yang diharapkan dapat mencegah infkesi dari jenis HIV.
Baca Juga : Ibu Rumah Tangga Lebih Rentan Terinfeksi HIV daripada PSK, Kok Bisa?
"Kami membuat kemajuan dan berharap vaksin HIV mencapai efektivitas di atas 50 persen," kata Paul Stoffels, Chief Scientist Officer di Johnson & Johnson dikutip dari Futurism, Kamis (30/11/2017).
Masih ada lagi yang akan segera menguji vaksin HIV. ViiV Healthcare akan menguji vaksin mereka di sub-Sahara Afrika.
Pengujian ini akan melibatkan 3.200 perempuan yang akan menerima suntikan setiap dua bulan untuk melihat kemampuan mengobati HIV. Harapannya, hasil pengujian ini bisa dilihat pada Mei 2020.
Meski dilakukan di belahan bumi lain, namun berita ini tampaknya memberikan harapan baru dalam pencegahan HIV.
Kristen Lanphear, Manger Insiatif Kesehatan Masyarakat di Triliun Health mengungkapkan jika kedua studi yang dilakukan di Afrika ini akan membawa manfaat bagi banyak orang.
"Setiap usaha yang berhasil mencegah infeksi HIV atau memperlambat memberikan dampak bagi banyak orang," katanya.
"Kedua pengujian tersebut merupakan sesuatu yang luar biasa karena akan membantu penyembuhan serta pencegahan yang merupakan cara untuk benar-benar mengakhiri HIV. Semakin banyak cara dan metode yang kita gunakan maka semakin cepat kita mencapai tujuan itu," imbuhnya.
Percobaan vaksin ini baru saja dimulai, jadi kita tidak akan mengetahui seberapa efektif pengujian tersebut dalam waktu yang singkat. Namun penantian panjang tentu tak akan jadi masalah jika akhirnya kedua vaksin itu bekerja dengan baik.
Baca Juga : Tanaman Gandarusa Diteiti dan Ternyata Punya Zat Penghambat Virus HIV
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.