Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2017, 13:55 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com - Penderita HIV selama ini mendapatkan obat berupa Anti Retroviral (ARV) yang salah satu komponennya adalah Azidothymidine (AZT).

Penelitian terbaru mengungkap bahwa tanaman gandarusa (Justicia gendarussa) yang akrab dengan masyarakat Indonesia juga punya khasiat yang sama

Ilmuwan Universitas Illinois di Chicago, Hong Kong Baptist University di Kowloon Tong, dan Akademi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vietnam di Hanoi melakukan bioassay dan tes.

Dari bioassay, ilmuwan menemukan adanya anti-HIV arylnaphthalene lignan glycoside dalam tanaman gandarusa, patentiflorin A.

Tim peneliti lantas melakukan dua tes yang disebut M Tropik dan T Tropik, tujuannya untuk mengetahui kemampuan penghambatan patentiflorin A.

Baca Juga: Obat Kimia atau Obat Herbal, Mana yang Lebih Baik?

M-Tropik mengacu kepada kemampuan virus HIV untuk menyerang makrofag, sementara T-tropik mengacu pada kemampuannya untuk menyerang sel T.

"Patentiflorin A mampu menghambat enzim reverse transcriptase lebih efektif daripada AZT, baik pada tahap awal infeksi HIV saat virus menyerang makrofag, maupun saat menyerang sel-T," kata Lijun Rong dari University of Illinois yang melakukan riset.

Dari penelitian itu, Rong mengatakan bahwa patentiflorin A bisa menjadi alternatif baru pengobatan HIV.

"Patentiflorin A sebagai agen anti HIV bisa ditambahkan dalam rangkaian obat HIV saat ini untuk menghambat virus ataupun mencegah infeksi HIV," kata Rong seperti dikutip Medical News Today, Juni lalu.

Rong dan tim juga telah berhasil mensintesis Patentiflorin A sehingga tak diperlukan pembuatan kebun untuk menanam gandarusa hanya untuk memanen senyawanya.

Penelitian ini telah diterbitkan di Journal of Natural Products.

Baca Juga: Penemuan Ilmiah yang Membuka Jalan Pengobatan HIV/AIDS

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com