"Kami melihatnya hal itu sebagai korelasi kebetulan antara kejadian gempa dan fenomena yang tidak terkait," kata Stirling dikutip dari Newshub, Senin (20/11/2017).
Hal serupa juga dikatakan oleh Dr Virginia Toy yang merupakan dosen senior dari Univesity of Otago. Dia mengatakan bahwa korelasi statistik telah dibuat sebelumnya namun penelitian terbaru seharusnya tidak menimbulkan panik.
Baca Juga: Gempa Pasifik Pagi Ini Tak Berpotensi Tsunami di Indonesia
"Ada penelitian yang membahas apakah gempa bumi didahului oleh kilat atau terkait dengan pasang surut Bumi. Beberapa dari hasil korelasi hasil itu dapat dibuktikan secara statistik, tapi yang lain tidak," ujar Toy.
Dr Tim Stahl, dosen Geologi Tektonik dari University of Canterbury, mengatakan ingin melihat klaim Bilham dan Bendick dapat ditinjau oleh rekan seprofesinya.
"Penting untuk dicatat bahwa para penulis secara eksplisit menyatakan secara abstrak bahwa lokasi, waktu, atau magnitudo gempa bumi belum dapat diprediksi, bahkan jika pengamatan dan interpretasi mereka akhirnya dikonfirmasi oleh peneliti lain," kata Stahl.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.