Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2017, 17:08 WIB
|
EditorGloria Setyvani Putri

KOMPAS.com -- Siapa sangka sebuah teknologi dari film bisa dijadikan metode dalam penelitian? Tyler Ard, seorang ahli saraf di laboratorium Arthur Toga, University of Southern California, Los angeles membuktikannya.

"Ini adalah teknik rendering yang digunakan untuk membuat grafik film 'Harry Potter'," kata Tyler Ard dikutip dari Scientific American, Minggu (19/11/2017).

Teknik yang biasanya menghasilkan gambar asap, awan, dan bintang yang fantastis dalam film Harry Potter digunakan oleh Ard untuk membuat struktur neuron dan otak dalam detail halus.

Dalam, pertemuan tahunan Society for Neuroscience 2017 di Washington, DC, Ard mempresentasikan hasil penerapan teknik pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) dengan teknologi tersebut.

Metode ini dapat mengubah sejumlah besar data menjadi gambar sehingga sangat cocok untuk menghasilkan foto pemindaian otak. Untuk semakin mempermudah, Ard dan koleganya mengembangkan kode yang memungkinkan mereka memasukkan data ke perangkat lunak.

Baca juga: Gegar Otak karena Kecelakaan? Kenali Gejala dan Penanganannya

Tim tersebut juga menggabungkan visualisasi dari perangkat lunak dengan virtual reality (VR). Ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengeksplorasi otak dalam tiga dimensi, bahkan melakukan pembedahan otak secara virtual.

Dalam demonya, pengguna bisa memilih dan menarik otak yang telah diwarnai dan seperti potongan Lego.

"Ini bisa berguna untuk belajar neuroanatomi. Cara saya dulu mempelajarinya, kita harus melihat irisan, dan itu sangat sulit. Metode ini memungkinkan Anda memahami struktur tiga dimensi dengan lebih baik," katanya.

Tim ini berencana merilis program virtual reality tersebut secara online tahun depan. Selain itu, kode perangkat lunaknya pun akan disediakan secara bebas oleh tim ini.

Virtual Reality untuk Penelitian Otak

Baca juga: Studi Awal, Olahraga dapat Meningkatkan Ukuran Otak

Virtual reality juga dapat digunakan untuk melacak neuron: peneliti dapat mengenakan headset dan masuk ke dalam pemindaian neuron mikroskopik mereka.

Hal ini sangat bermanfaat bila mengingat bahwa satu milimeter kubik jaringan manusia bisa berisi sekitar 50.000 neuron, yang masing-masing membentuk sekitar 6.000 sambungan dengan neuron lain.

Dalam teknik tradisional, para peneliti menggunakan gambar komputer dua dimensi dari neuron yang ditandai. Mereka harus terus-menerus memutar pandangan untuk dapat melihat apa yang ada di balik cabang neuron.

Nah, perangkat lunak virtual reality yang baru ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengelilingi gambar otak dan menelusuri neuron menggunakan pengendali.

Baca juga: Apa yang Terjadi Pada Otak Saat Kita Tidur? Sains Menjawabnya

"Ini adalah cara yang lebih alami dan langsung untuk berinteraksi dengan informasi tiga dimensi," kata Will Usher, mahasiswa pascasarjana di laboratorium Valerio Pascucci, University of Utah sembari mendemonstrasikan metode ini.

Untuk menguji program ini, 4 ahli neuro anatomi dengan keterampilan penelusuran profesional memetakan serangkaian tumpukan gambar neuron berlabel dari visual korteks monyet. Mereka membandingkan metode virtual reality dengan metode konvensional yang menggunakan gambar 2-D.

Hasilnya, kedua metode tersebut sama akuratnya. Namun, mereka bisa melacak neuron 1,7 kali lebih cepat menggunakan alat virtual reality.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apakah Ada Efek Membersihkan Kotoran di Pusar?

Apakah Ada Efek Membersihkan Kotoran di Pusar?

Oh Begitu
8 Tanda Rabies pada Anjing yang Perlu Diwaspadai

8 Tanda Rabies pada Anjing yang Perlu Diwaspadai

Oh Begitu
Kenapa Inti Bumi Sangat Panas?

Kenapa Inti Bumi Sangat Panas?

Oh Begitu
Pria Rusia Tewas Diserang Hiu Macan di Mesir, Kenapa Hiu Menyerang Manusia?

Pria Rusia Tewas Diserang Hiu Macan di Mesir, Kenapa Hiu Menyerang Manusia?

Oh Begitu
Apakah yang Terjadi Saat Lubang Hitam Bertabrakan?

Apakah yang Terjadi Saat Lubang Hitam Bertabrakan?

Fenomena
Apakah Efek Sering Menggigit Kuku?

Apakah Efek Sering Menggigit Kuku?

Oh Begitu
Mengapa Ular Berganti Kulit secara Berkala?

Mengapa Ular Berganti Kulit secara Berkala?

Oh Begitu
Apakah Fungsi Kumis pada Gajah?

Apakah Fungsi Kumis pada Gajah?

Oh Begitu
Benarkah Bulu yang Dicukur Akan Tumbuh Lebih Cepat dan Lebat?

Benarkah Bulu yang Dicukur Akan Tumbuh Lebih Cepat dan Lebat?

Oh Begitu
7 Hewan Penghuni Amazon, Ada Ular Besar dan Burung Warna-warni

7 Hewan Penghuni Amazon, Ada Ular Besar dan Burung Warna-warni

Oh Begitu
Mengenal Obesitas yang Bisa Sebabkan Banyak Penyakit

Mengenal Obesitas yang Bisa Sebabkan Banyak Penyakit

Kita
10 Negara Terpanas di Dunia Versi World Atlas

10 Negara Terpanas di Dunia Versi World Atlas

Fenomena
Apakah Mikropenis Dapat Diobati?

Apakah Mikropenis Dapat Diobati?

Oh Begitu
Benarkah Kantong Teh Bermanfaat untuk Mata?

Benarkah Kantong Teh Bermanfaat untuk Mata?

Oh Begitu
Paus Fransiskus Jalani Operasi Hernia, Kondisi Apa Itu?

Paus Fransiskus Jalani Operasi Hernia, Kondisi Apa Itu?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com