Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Orangtua, Buat Anak Anda Tidur Cukup Agar Terhindar dari Obesitas

Kompas.com - 18/04/2018, 10:30 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek


KOMPAS.com - Tidur adalah kegiatan yang sangat penting bagi manusia. Baik itu orang dewasa maupun anak-anak.

Selain baik untuk metabolisme tubuh, tidur cukup juga membantu menjaga kesehatan kita. Salah satunya menghindarkan dari obesitas.

Sebuah penelitian terbaru dari ilmuwan Inggris menemukan bahwa anak-anak yang kurang tidur, suatu hari nanti sangat mungkin mengalami obesitas.

Baca juga : Bak Lingkaran Setan, Obesitas Bikin Indera Perasa Tumpul

Penelitian yang dikerjakan profesor Francesco Cappucino bersama timnya, menganalisis 42 penelitian sebelumnya yang melibatkan 75.499 bayi, anak-anak, dan remaja.

Semua responden tersebut memiliki durasi tidur rata-rata yang diukur dengan kuesioner dan metode penelitian lain.

Dilansir Newsweek, Selasa (17/4/2018), Cappucino dan timnya sangat tertarik dengan dugaan bahwa durasi tidur dapat memengaruhi perubahan indeks massa tubuh. Mereka pun melakukan analisis selama tiga tahun.

Sebelumnya, mari kita lihat tidur ideal yang disarankan untuk berbagai umur. Bayi memerlukan waktu tidur 12 hingga 15 jam, balita 11 hingga 14 jam, anak sekolah 9 sampai 11 jam, dan remaja 8 sampai 10 jam.

Dalam hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal Sleep Research Society, Selasa (10/4/2018), menunjukkan bahwa orang yang durasi tidurnya pendek di segala usia akan memiliki bobot tubuh lebih banyak dibanding mereka yang jam tidurnya ideal.

Menariknya, Cappucino dan timnya menemukan bahwa masalah tidur sudah lebih dulu muncul sebelum masalah berat badan terjadi.

"Ini membantu menunjukkan bahwa salah satu efek kurang tidur adalah penambahan berat badan. Temuan ini juga memperkuat gagasan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan obesitas dan kenaikan berat badan," kata Cappucino kepada Newsweek.

Meski ia dan timnya berhasil menghubungkan kurang tidur dengan kelebihan berat badan, namun mereka belum dapat memastikan alasan tepat yang mendasari hal ini terjadi.

Untuk hal ini, mereka punya beberapa hipotesis. Pertama, kurang tidur mengganggu produksi hormon normal dan pada gilirannya dapat meningkatkan nafsu makan.

Kedua, kurang tidur dapat meningkatkan intoleransi glukosa dan resistensi insulin. Dua hal ini berkaitan erat dengan obesitas.

Hipotesis terakhir, orang yang tidak bisa tidur sangat mungkin menghabiskan waktu dengan mengonsumsi makanan.

"Waktu tidur yang tertunda biasanya dikaitkan dengan lebih banyak waktu untuk ngemil," imbuhnya.

Baca juga : Label Kalori pada Menu Makanan Bisa Cegah Obesitas

Saat ini obesitas merupakan epidemi global. Saat obesitas dialami anak-anak, hal ini tidak hanya memengaruhi masalah kesehatan fisik tapi juga masalah psikososial.

"Gaya hidup, kurang rutinitas, media sosial, kebisingan, dan polusi cahaya di kota besar adalah alasan yang mendasari seseorang menunda tidur dan mengurangi total waktu tidur mereka," kata Cappucino.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau