KOMPAS.com - Banjir mengakibatkan sejumlah alat kesehatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, ikut terendam. Salah satu alat terpenting yang terendam banjir yakni tomoterapi.
Seperti dilaporkan Kompas.com, Senin (24/2/2020), akibat terendamnya alat Tomoterapi ini, layanan pemeriksaan bagi pasien kanker, terganggu.
Sebenarnya, apa itu tomoterapi dan seberapa penting alat ini bagi terapi pasien kanker?
Tomotherapy atau tomoterapi adalah salah satu jenis terapi radiasi yang ditujukan pada tumor, dengan radiasi ke berbagai arah.
Baca juga: Terapi Kanker ini Bisa Membuat Pasien Melihat dalam Gelap, Kok Bisa?
Melansir National Cancer Institute, saat terapi ini dilakukan, pasien berbaring di atas meja dan dipindahkan melalui mesin berbentuk donat.
Sumber radiasi dalam mesin akan berputar di sekitar pasien dalam pola spiral.
Pada dasarnya, tomoterapi adalah jenis terapi radiasi intensitas termodulasi (IMRT) yang juga disebut dengan terapi heliks.
Menurut National Center for Biotechnology Information (NCBI), dalam tomoterapi heliks, pasien akan terus-menerus diterjemahkan melalui lingkaran gantry, saat sinar kipas berputar.
Sinar itu akan mengirimkan geometri yang mirip dengan helical computed tomography (CT) dan memerlukan penggunaan lingkaran tersebut untuk mentransmisi daya dan data.
Lingkaran gantry menyediakan platform yang stabil dan akurat untuk melakukan verifikasi tomografi menggunakan sinar megavoltage yang tidak dimodifikasi.
Selain itu, keunggulan dari alat ini, yakni memiliki tomogram megavolt yang kontras dan resolusi jaringan yang memadai untuk memberikan verifikasi pengaturan yang akurat.
Akurasi dari proyeksi yang ditampilkan tomoterapi ini memungkinkan dokter untuk menghindari operasi yang rekonstruksi gambar yang dapat memakan waktu.
Baca juga: Biosimilar Trastuzumab, Pengobatan Kanker Payudara dengan Biaya Lebih Murah
Apabila reprenstasi tomografi pasien dihasilkan dengan alat ini, informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk melakukan rekonstruksi dosis.
Dengan cara ini, pemberian dosis yang tepat dapat ditumpangkan ke representasi tomografi pasien yang diperoleh saat perawatan.
Hasil skrinning yang dihasilkan akan dapat lebih baik dibandingkan CT Scan.
Perbandingan ini dapat digunakan sebagai dasar yang akurat untuk radioterapi adaptif, di mana optimalisasi pengiriman data dapat dimodifikasi sebelum bagian terapi selanjutnya.
Verifikasi yang dihasilkan tomoterapi memungkinkan terapi konformal yang lebih tepat.
Baca juga: Pet Therapy, Cara Ampuh Obati Kanker Tanpa Radiasi atau Kemoterapi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.