Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Suspek Corona di Semarang Meninggal karena Bronkopneumonia, Apa Itu?

Kompas.com - 27/02/2020, 07:08 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber ,PDPI

KOMPAS.com - Seorang pasien yang diduga terinfeksi virus corona Wuhan alias Covid-19 dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/2/2020).

Pihak RSUP Dr Kariadi memastikan, pasien tersebut meninggal bukan karena virus corona Covid-19, tapi bronkopneumonia atau peradangan paru-paru akut.

Dilansir Kompas.id dalam artikel berjudul "Pasien Meninggal di Semarang Negatif Covid-19, Tapi Radang Paru karena Bakteri", kepastian itu diumumkan oleh Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Dr Kariadi, Agoes Oerip Purwoko.

Agoes menyampaikan, awalnya pasien mengalami peradangan yang menyerang paru-paru sehingga membuatnya sesak napas. Saat dirujuk ke rumah sakit, kondisi pasien sudah cukup parah.

"Pasien kami perlakukan sesuai standar pengawasan suspect Covid-19, karena memenuhi beberapa kategori. Setelah hasil laboratorium Balitbang Kemenkes keluar, pasien dinyatakan negatif Covid-19.

Baca juga: Alasan Wabah Corona Covid-19 Lebih Cepat Menyebar di Kapal Pesiar

Lantas, apa itu Bronkopneumonia?

Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia, yakni infeksi yang mengakibatkan terjadinya peradangan di paru-paru. Kondisi ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

Menurut anggota tim dokter penanganan medis RSUP Dr Kariadi, Fathur Nur Khols, penyebab bronkopneumonia yang dialami almarhum karena bakteri.

"Kondisi penyakit pasien yang sudah berat akhirnya menyebabkan peradangan di tubuh pasien menjalar dan akhirnya menyebabkan gagal multiorgan. Banyak organ lain yang sudah terserang, seperti ginjal," ujar Fathur.

Dilansir situs resmi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), bronkopneumonia disebut juga sebagai pneumonia bronkial, atau pneumonia lobular.

Pada bronkopneumonia, peradangan dimulai dalam tabung bronkial kecil bronkiolus, dan tidak teratur menyebar ke alveoli peribronchiolar dan saluran alveolar.

Penyakit bronkopneumonia ini seringkali bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari saluran napas atas, demam pada infeksi spesifik, dan penyakit yang melemahkan sistem pertahanan tubuh.

Pada bayi dan orang-orang yang lemah, pneumonia dapat muncul sebagai infeksi primer.

Penyebab

Seperti disebutkan sebelumnya, bronkopneumonia dapat disebabkan oleh bakteri virus, jamur, atau benda asing. Mari kita bahas satu persatu.

1. Bakteri

Bakteri pada bronkopneumonia biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti halnya Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan Streptococcus pyogenesis.

Sedangkan bakteri gram negatif seperti halnya Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.

2. Virus

Bronkopneumonia juga bisa disebabkan virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.

Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.

3. Jamur

Infeksi bronkopneumonia yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.

Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab Bronkopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan bronkus dan alveolus.

"Inflamasi bronkus ini ditandai dengan adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual," tulis situs PDPI.

Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema, dan atelektasis.

Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan napas ronchi.

Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang berpungsi untuk melembabkan rongga fleura.

Emfisema ( tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru ) adalah tindak lanjut dari pembedahan.

Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya gagal napas

Gejala

Beberapa gejala berikut biasanya dialami oleh orang yang mengalami bronkopneumonia, antara lain:

  • Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan. Bisa berupa nyeri pleuritik, nafas dangkal dan mendengkur, takipnea.
  • Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi. Mengecil, kemudian menjadi hilang, Krekels, bunyi ronki, egofoni.
  • Menggigil dan demam, di mana suhu tubuh bisa mencapai 38-41 derajat Celsius. Bila berlanjut bisa terjadi delirium
  • Diafoesis
  • Gerakan dada tidak simetris
  • Gelisah

Pengobatan

  • Terapi oksigen. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus yang berat.
  • Hidrasi cairan. Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat dehidrasi dilakukan secara parenteral (menggunakan infus)
  • Simptomatik terhadap batuk.
  • Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan bronkodilator

Baca juga: Bagaimana Cara Identifikasi Virus Corona Wuhan pada Pasien Suspek?

Komplikasi

Penyakit bronkopneumonia ini selain terjadi pada dewasa, seringkali juga terjadi bronkopneumonia pada anak.

Berikut beberapa komplikasi dari penyakit bronkopneumonia yaitu:

  • Atelektasis, pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
  • Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
  • Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
  • Endokarditis, yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
  • Meningitis, yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
  • Infeksi sitemik

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau