Hasil penelitian terhadap produk kental manis di atas merupakan salah satu contoh bagaimana cara produk makanan dan minuman dijual dapat memengaruhi pola konsumsi masyarakat.
Keterbatasan media informasi hingga promosi produk makanan dan minuman dari produsen yang begitu masif membuat kampanye-kampanye kesehatan kurang bergaung dan tidak diterima secara merata oleh masyarakat.
Bila tidak ada intervensi secepat mungkin, kondisi ini akan menganggu bahkan mengancam bonus demografi Indonesia yang diproyeksikan terjadi pada 2025-2030, dan mencapai puncaknya pada tahun 2045.
Pada saat ini, banyak anak-anak dan remaha usia belia yang menyimpan potensi penyakit yang dapat menganggu di usia produktifnya nanti.
Diungkapkan oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak menular dibanding Riskesdas 2013.
Dalam Riskesdas 2018, prevalensi diabetes mellitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen, tingkat obesitas meningkat signifikan, sementara stunting dan gizi buruk masih menjadi ancaman di berbagai daerah Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.