Ketika terjadi banjir di Jakarta Minggu (23/2/2020) pagi, Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari mengatakan bahwa dibanding tahun sebelumnya (2019), tahun 2020 memang lebih basah.
Kondisi cuaca yang lebih basah menyebabkan lebih banyak hujan di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek.
"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, maka tahun 2020 lebih basah atau lebih banyak hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," ujar Indra Minggu (23/2/2020).
Indra mengatakan, perbedaan itu karena ada fenomena El Nino pada 2019.
Fenomena El-Nino muncul saat suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur memanas dan akhirnya membuat Indonesia kering dan kurang curah hujan.
"Pada 2019, fenomena El Nino cenderung lemah sampai pertengahan tahun, dan dipole mode positif di semester II yg berkontribusi dominan terhadap berkurangnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," jelasnya.
"Tahun 2007 curah hujannya cukup ekstrem dibandingkan periode sebelumnya. Tetapi, curah hujannya masih lebih rendah dibandingkan tahun ini," imbuhnya.
Indra mengatakan, pada 2007 terjadi banjir hebat dengan curah hujan saat itu 340 mm/hari.
Nah, banjir terbesar sejak 1866 dikatakan Indra terjadi pada malam pergantian tahun hingga tahun baru 2020 kemarin.
Jika kita masih ingat, bencana banjir ini melumpuhkan sebagian besar Jakarta. Wilayah yang kono tak pernah kebanjiran pun ikut merasakan banjir.
Menurut catatan BMKG, curah hujan pada pergantian tahun itu mencapai 377 mm/hari.
Sejak sebelum Indonesia merdeka, sejarah sudah mencatat peristiwa banjir besar di Jakarta.
Berikut 6 daftar banjir terbesar yang pernah menggenangi Jakarta, disampaikan Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Djatmiko kepada Kompas.com, Senin (24/2/2020).
1. Tahun 1918, Januari-Februari
Kala itu, selama 22 hari Jakarta terus diguyur hujan tanpa henti.
Hal ini mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang banjir, yang ketinggiannya mencapai 1,5 meter.
2. Tahun 1979, 19-20 Januari
Sedikitnya 714.861 orang terpaksa mengungsi karena Jakarta diguyur banjir selama dua hari berturut-turut, yakni pada 19 dan 20 Januari 1979.
Dampak lain dari peristiwa ini adalah terendamnya 1.100 hektar wilayah pemukiman di Jakarta.
3. Tahun 1996, 9-11 Februari
Hujan tiga hari berturut-turut pada 9 sampai 11 Februari 1966 memaksa 30.000 orang warga Jakarta mengungsi.
Tinggi genangan bahkan mencapai 7 meter. Peristiwa ini menewaskan 20 orang.
4. Tahun 2007, 1-2 Februari
Masih di awal tahun, yakni 1 sampai 2 Februari, hujan lebat mengguyur wilayah Jakarta. BMKG mencatat, curah hujan mencapai 340 mm/hari.
Peristiwa ini merendam sekitar 60 persen wilayah Jakarta.
Dampak lainnya, sekitar 320.000 orang terpaksa mengungsi, 80 orang tewas, dan total kerugian mencapai Rp 4,3 triliun.