Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corona Wuhan Lumpuhkan Farmasi, Terawan Sebut Ini Peluang Indonesia

Kompas.com - 24/02/2020, 11:18 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah virus Corona Wuhan alias Covid-19 mengakibatkan terkendalanya produksi bahan baku farmasi untuk produk obat. Padahal, sekitar 60 persen bahan baku impor farmasi Indonesia berasal dari China.

Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto menganggap kondisi ini sebagai sebuah peluang untuk berinvestasi dan memperkuat produksi bahan baku produk obat dalam negeri.

"Saya tidak anggap ini tantangan. Kita tetap berjuang, kekurangannya di mana lalu kita subsitusi dengan obat asli Indonesia, sehingga kalau obatnya kurang, entah naik atau turun," kata Terawan, dalam acara kunjungan pabrik Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), di Bekasi, Jumat (21/2/2020).

Saat ini, pemerintah sudah mensubstitusi bahan baku dan industri farmasi sudah memiliki kompentensi dalam memajukan ketersediaan bahan baku obat di dalam negeri.

Memanfaatkan bahan baku obat asli Indonesia ini, kata Terawan merupakan target jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan obat dalam negeri, dan sebagai solusi dari ketergantungan bahan baku impor farmasi.

Baca juga: Tanggapi Terawan, Ahli Harvard Ungkap Riset Dugaan Covid-19 di Indonesia

Sementara, dalam target jangka panjangnya adalah farmasi Indonesia mampu melakukan ekspor bahan baku ke negara lain.

"Jangka panjang kita yang ekspor, bukan hanya memenuhi (kebutuhan obat dalam negeri) saja, dan selalu optimis ke depan Indonesia menjadi industri bahan baku," ujarnya.

Bahan baku asli Indonesia yang dimaksudkan oleh Terawan adalah bahan baku obat yang berasal dari obat fitofarmaka yang telah dikembangkan oleh industri farmasi di Indonesia, dan disebut Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).

"OMAI ini manfaatnya sangat besar dan baik. Efek sampingnya sangat kecil, bahkan dianggap tidak ada. Jadi ini sebuah kesempatan," tuturnya.

Pasalnya, karena bahan utama OMAI adalah tanaman asli Indonesia, maka pemanfaatan dan bahannya juga bisa dengan mudah terpenuhi dan sangat penting karena bisa menekan harga obat menjadi sangat terjangkau.

"Nah ini kalian sudah tahu juga harga obat turun semua dan saya sudah dapat masukan harga obat turun, karena kita langsung dorong bahan baku percepatan OMAI dan ini sangat mendorong," kata dia.

Executive Director of DLBS, Dr Raymond Tjandrawinata, pemanfaatan OMAI dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dinilai efektif bagi industri dalam mendorong pengembangan produksi bahan baku dalam negeri.

Peneliti yang dilibatkan dalam riset dan mengembangkan bahan baku asli Indonesia, tidak hanya melihat potensi bahan baku terbatas dari risetnya manfaat bahan bakunya saja, melainkan hingga potensi hasil riset di tingkat hilit.

"Kalau hasil penelitian kami tidak dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi peningkatan kesehatan masyarakat, sangat disayangkan karena obat yang telah kami temukan, teliti, dan kami uji memiliki efikasi yang setara dengan obat-obatan berbahan baku kimia," ujar dia.

Serta, pada potensi multiplier ekonomi, pemanfaatan bahan baku asli Indonesia dalam produk obat ini juga akan mampu memberdayakan para petani di berbagai daerah.

Baca juga: Cegah Virus Corona China, Terawan Imbau Masyarakat Lakukan Ini

Beberapa contoh bahan baku asli Indonesia yaitu bungur dan kayu manis dari petani di Gunung Kerinci, Jambi. Kedua bahan ini telah melalui uji klinis yang baik untuk obat diabetes, dengan efikasi Metformin.

Redacid berbahan baku kayu manis baik untuk gangguan lambung. Disolf berbahan baku cacing tanah, bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah.

Serta, bahan baku Meniran, bermanfaat untuk Stimuno yang merupakan imunomodulator.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau