Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Terawan Menteri Kesehatan, Dokter Cuci Otak yang Kontroversial

Kompas.com - 23/10/2019, 10:17 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Mayjen dr Terawan Agus Putranto mendatangi Istana Kepresidenan, Jakarta pada Selasa (22/10/2019).

Setelah cukup lama berada di dalam Istana Kepresidenan, Terawan mengaku bahwa Jokowi menunjuknya sebegai Menteri Kesehatan di Kabinet Kerja 2.

"Ya benar (Menteri Kesehatan)," kata Terawan seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (22/10/2019).

Dia pun mengatakan akan mundur dari keanggotaan TNI setelah dilantik sebagai Menteri Kesehatan hari ini (23/10/2019).

"Jadi saya mungkin begitu dilantik saya langsung pensiun (dari TNI)," ujar Terawan.

Baca juga: Mengenal Cuci Otak yang Bikin Dokter Terawan Diberhentikan MKEK IDI

Mengenal sosok Terawan

Nama dokter Terawan mungkin tak asing lagi di telinga kita karena kerap menangani para pesohor negeri, mulai dari pejabat, politisi, hingga bintang televisi.

Dokter tentara kelahiran Yogyakarta, 5 Agustus 1964 ini juga sempat menjadi pusat perhatian setelah mengenalkan terapi cuci otak atau brain wash untuk penderita stroke.

Berikut sosok dokter Terawan beserta kontroversinya.

1. Jadi dokter di usia muda

Dokter Terawan lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada di usia 26 tahun.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan spesialis di Departemen Spesialis Radiologi Universitas Airlangga Surabaya.

Kemudian dokter Terawan mengambil program doktor di Universitas Hasanuddin (Unhas) pada 2016.

Judul disertasi Terawan adalah "Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, MOtor Evokde Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis" dengan promotor dekan FK Unhas, Prof Irawan Yusuf, PhD.

Terawan mulai menjadi dokter tentara pada 1990 dan ditugaskan di berbagai wilayah, hingga akhirnya menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta sejak 2015.

Terawan juga merupakan salah satu dokter kepresidenan. Dia sempat ditunjuk Jokowi untuk membantu merawat almarhum Ani Yudhoyono ketika menjalani pengobatan kanker darah di Singapura beberapa waktu lalu.

2. Kontroversi terapi cuci otak

April tahun lalu, nama Terawan hangat diperbincangkan masyarakat. Saat itu Terawan memperkenalkan metode cuci otak atau brain wash yang diyakini dapat mengobati stroke.

Saat itu Terawan mengaku, terapinya memberi hasil bagus kepada pasien.

"Ada banyak pasien yang merasa sembuh atau diringankan oleh terapi cuci otak itu," kata Terawan dilansir Wartakotalive.

Di lain sisi, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyebut metode Digital Substraction Angogram (DSA) atau cuci otak untuk pengobatan stroke belum teruji secara klinis.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau