"Gejala yang muncul biasanya bersifat ringan ataupun subklinis sehingga pengobatan tidak diperlukan," ujar dia.
Namun, coronavirus yang menyerang saluran pencernaan pada kucing dapat menginfeksi membran rongga perut (peritoneum) yang biasanya menimbulkan gejala yang lebih parah.
Infeksi tersebut pertama kali terobservasi pada tahun 1963 di Boston, Amerika Serikat dan beberapa tahun kemudian diketahui bahwa penyebabnya adalah dari jenis coronavirus.
Baca juga: Studi Baru Buktikan Virus Corona Bukan Hasil Rekayasa di Laboratorium
Sugiyono berkata bahwa asal usul virus ini belum banyak dikaji, namun virus ini diduga muncul akibat adanya mutasi dan seleksi imunitas pada kucing, dilihat dari bervariasinya material genetik yang didapatkan dari berbagai sumber.
Di Indonesia, juga pernah dilakukan survei terdahap kucing peliharaan dengan potensi adanya coronavirus di tubuhnya. Akan tetapi, survei yang dilakukan pada tahun 2019 di Surabaya tersebut masih dalam jumlah kecil, yaitu 20 sampel, dan hasilnya negatif semua.
"Sebetulnya untuk survei yang dilakukan, ukuran sampelnya masih kecil. Bukan berarti, ketika negatif menjamin bahwa coronavirus itu tidak ada," kata dia.
Diakui Sugiyono, survei terhadap sampel anjing dan kucing yang memiliki dan terinfeksi coronavirus di Indonesia masih dalam skala yang kecil untuk pengambilan ketetapan.
Diadakannya survei dalam skala yang lebih besar lagi di Indonesia ini akan lebih baik untuk mendapatkan hasil yang objektif, terkait benarkah di kucing dan anjing ada potensi coronavirus.
"Kekurangan studi-studi tersebut (di Indonesia) adalah sampling size-nya kecil dan metode yang dipakai untuk deteksi juga berbeda," kata dia.
Kendati demikian, survei yang pernah dilakukan tersebut bisa menggambarkan bahwa survei untuk coronavirus pada anjing, kucing dan babi memang pernah dilakukan di Indonesia.
"Walaupun hasil survei negatif, kejadian infeksi yang diakibatkan oleh coronavirus pernah dilaporkan juga," ucap dia.
Kejadian infeksi coronavirus pada kucing yang pernah dilaporkan mirip dengan yang disebabkan oleh Feline infectious peritonitis (FIP).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.