Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sel Telur Dibekukan, Wanita Pengidap Kanker ini Berhasil Lahirkan Bayi

Kompas.com - 21/02/2020, 08:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Grynberg mengatakan, meskipun prosedur tersebut tidak efisien, namun itu memungkinkan beberapa wanita untuk memiliki bayi ketika mereka tak punya pilihan lain.

Pada pasien kanker, mengangkat dan membekukan jaringan ovarium sebelum kemoterapi dapat menjadi pendekatan yang lebih diandalkan.

Akan tetapi selain menjadi operasi invasif, prosedur ini memiliki risiko jangka panjang.

Baca juga: Seorang Bayi di Amerika Lahir dari Rahim Transplantasi Donor Mati

Jika sel-sel kanker telah menyusup ke jaringan ovarium yang diangkat untuk disimpan sebelum kemoterapi.

Laporan kelahiran melalui teknik pembekuan telur ini dipublikasikan dalam Annals of Oncology.

"Dua perempuan lagi, satu dirawat karena kanker payudara dan satu lagi karena limfoma, sekarang hamil setelah menjalani prosedur (kemoterapi) yang sama di rumah sakit," jelas Grynberg.

Tim medis mulai bekerja untuk membuat prosedur ini menjadi lebih efisiens. Saat ini, banyak embrio yang dibuat dari telur yang telah matang di laboratorium.

Baca juga: Paling Langka di Dunia, Bayi Kembar dari 1 Sel Telur dan 2 Sperma

Kemudian telur-telur ini dibekukan, namun tidak berkembang cukup baik untuk membentuk kehamilan yang sehat.

Masalah lain yang ditemui tim peneliti, yakni jumlah telur yang diambil dari wanita sangat beragam.

"Kami memiliki dua pasien yang berbeda, keduanya berusia 30 tahun dan mendapat 10 telur dari satu wanita, dan 20 telur dari yang lain. Kami tidak tahu mengapa," ungkap Grynberg.

Sel telur yang telah matang di laboratorium sebelumnya dan digunakan untuk membuat embrio yang telah menghasilkan kelahiran hidup.

Namun, kasus ini adalah kelahiran bayi yang pertama kali dari relur yang matang di laboratorium, lalu dibekukan sebelum digunakan.

Baca juga: Ajaib, Kisah Nyata Bayi yang Lahir dari Embrio Beku Berusia 24 Tahun

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com