KOMPAS.com - Sebanyak 16 orang dikabarkan meninggal dunia dan lebih dari 31.000 orang mengungsi karena terdampak banjir Jabodetabek.
Warga yang tinggal di tempat pengungsian dapat dipastikan berada dalam situasi serba terbatas.
Para pengungsi harus berbagi tempat dan fasilitas dengan puluhan atau ratusan pengungsi lain di tempat yang sama.
Tanpa kita sadari, apa yang dilakukan korban bencana ditempat pengungsian akan berdampak untuk orang lain.
Misalnya saja, jika pengungsi membuat lingkungan pengungsian menjadi kotor karena sampah, hal ini akan mengundang lalat dan kecoak, yang pada akhirnya mencemari makanan di pengungsian dan memicu berbagai penyakit.
Baca juga: Ahli Gizi Imbau Relawan Perhatikan Keamanan Pangan Pengungsi
Untuk itulah, ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum mengingatkan ada beberapa hal sepele yang semestinya tidak dilakukan oleh para pengungsi. Berikut beberapa di antaranya:
1. Mengonsumsi kopi
Kopi mungkin disediakan di tempat pengungsian. Jika Anda berpikir dengan minum kopi bisa membuat tubuh hangat dan mata melek, asumsi ini salah.
dr Tan menyebut, pengungsi yang mengonsumsi kopi tubuhnya akan diforsir di luar batas.
Selain itu, kafein yang terkandung dalam kopi bisa menjadi stimulan jantung.
"Padahal trauma saja bisa bikin adrenalin naik," kata Tan, Jumat (3/1/2020).
Selain memicu detak jantung bertambah cepat, kopi juga bersifat diuretik.
Diuretik merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi, sifat, atau penyebab naiknya urinasi. Dengan kata lain, minuman atau makanan yang mengandung diuretik dapat mempercepat pembentukan urine.
Ketika seseorang lebih sering buang air kecil (BAK), dia memiliki risiko dehidrasi berlebih dan membuat ingin terus menerus minum.
Selain rasa haus berlebih, terus bolak-balik ke toilet juga membuat boros air. Padahal, persediaan air yang ada adalah untuk kepentingan bersama.