Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2020, 17:32 WIB


KOMPAS.com - Ahli medis menyebutkan bahwa gangguan atau gejala Premenstrual Syndrome (PMS) bisa jadi ada gangguan mental.

"Penanganan gejala PMS kadang kala justru juga butuh psikiater juga, karena ada gangguan mental," tutur Dr dr Kanadi Sumapraja SpOG KEFR MSc, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI).

Sindrom pramenstruasi atau biasa dikenal dengan PMS, kerap dijadikan pertanda bagi wanita sebelum mendapati periode menstruasi. Hampir 80-90 persen perempuan mengalami gangguan PMS ini.

Baca juga: Kenali Jenis Nyeri Haid, Bisa Jadi Pertanda Endometriosis

Gangguan premenstrual ini sendiri, kata Kanadi, biasanya terjadi dalam kurun waktu dua minggu sebelum wanita mendapati periode menstruasi.

Gejala PMS selalu dikaitkan dengan tingkat sensitivitas seorang perempuan dalam merespon sesuatu, entah secara fisik maupun secara emosional.

"Ada yang sensitif gak mau disenggol dan lain-lain masuk gejala ini," kata Kanadi dalam acara "RSPI: Mengenal Gangguan Menstruasi", Jakarta, Kamis (13/2/2020).

Ironisnya, bagi beberapa perempuan, respon yang terjadi justru menyiksa dirinya sendiri dan mengganggu orang-orang di sekitarnya.

Baca juga: Kenali Ini 4 Gangguan Menstruasi dan Pengaruhnya pada Kesuburan Wanita

PMS terjadi karena hormon yang fluktuatif, dan membuat pengaruh perubahan fisik dan mental perempuan yang bersangkutan. PMS umumnya terjadi pada perempuan yang subur.

"Gangguan gejala PMS ini cenderung lebih banyak dialami oleh perempuan yang subur," ujarnya.

Adapun sindrom ini juga diikuti dengan gejala-gejala lainnya seperti mengalami nyeri yang sakitnya berlebihan, serta kuantitas darah yang terlampau banyak ataupun terlampau sedikit.

Terapi sindrom pramenstruasi

Jika sangat diperlukan, kata Kanadi, jasa psikiater untuk memberikan terapi mental digunakan agar pasien bisa mengendalikan dorongan emosionalitas yang berlebihan saat PMS.

Salah satu terapi yang digunakan adalah dengan membuat perempuan itu tidak subur, atau menekan fluktuasi hormonnya.

Baca juga: 5 Sebab Sakit Kepala yang Tak Terduga, dari Dehidrasi sampai Menstruasi

Oleh sebab itu, ditegaskan Kanadi bahwa jangan menganggap sepele dan menganggap wajar saja ada gejala PMS sebelum periode menstruasi atau haid.

"Kalau bisa dari awal untuk diintervensi lebih baik karena mengganggu kualitas hidup, dan paling tidak kita dapat meringankan beban pasien yang mengalami gangguan pramenstruasi dan menstruasi itu," tuturnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+