Dari perhitungan tersebut, dia mendapatkan hasil rata-rata secara internasional, yakni ada sekitar 14 pengunjung per hari yang diasosiasikan dengan munculnya satu kasus terdeteksi.
Sebagai catatan, hasil perhitungan itu dipantau selama periode penelitian.
"Dengan standar tersebut, Indonesia diduga sebenarnya sudah memiliki 5 kasus, tapi nyatanya Indonesia tidak memiliki kasus (Covid-19)," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Lipsitch mengaku tidak sengaja fokus untuk meneliti suatu negara tertentu dan sejak awal tidak ditujukan untuk Indonesia. Dia memperhatikan perkembangan Covid-19 di semua negara.
"Tujuan kami bukan untuk menilai kualitas dari sebuah negara atau pengawasannya," tegasnya.
Baca juga: Dugaan Covid-19 Tak Teridentifikasi di Indonesia, Ini Kata Ahli Kita
Selain Indonesia, memang dalam penelitian Lipsitch dia juga menyebut Thailand dan Kamboja.
Meski kedua negara itu sudah mendeteksi beberapa kasus, dari hasil riset itu diprediksi adanya kasus-kasus lain yang belum teridentifikasi.
"Dan bahkan Singapura diprediksi memiliki frekuensi (terinfeksi) paling tinggi dibanding negara lain. Mengingat, banyaknya jumlah pengunjung ke negara tersebut," kata dia.
Menanggapi Terawan yang mengatakan dirinya menghina Indonesia, Lipsitch meluruskan hal tersebut.
Dia menuturkan, apa yang dilakukan bersama tim adalah sebuah peringatan, di mana kita semua patut waspada dan tanggap.
"Dan seperti apa yang sering saya katakan ke banyak orang, fungsi dari Public Health adalah untuk menemukan potensi masalah dan memperingatkan pihak yang mungkin akan terkena dampaknya," paparnya.
Untuk wawancara lengkap dengan Profesor Marc Lipsitch dari Harvard, Anda dapat menontonnya dalam video di bawah ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.