KOMPAS.com - Korban positif terinfeksi virus corona Wuhan hingga Jumat (14/2/2020) pukul 09.00 WIB tercatat 65.247 orang.
Sementara itu, angka kematian bertambah 123 orang dalam 24 jam terakhir menjadi 1.491 korban.
Sebanyak 122 kematian berasal dari China dan satu kematian lain dari Jepang.
Korban meninggal asal Jepang adalah seorang wanita berusia 80 tahunan. Kematiannya sekaligus menjadi orang pertama yang meninggal di China karena Covid-19 atau virus corona Wuhan.
Baca juga: Cuaca dan Matahari Bikin Indonesia Negatif Covid-19? Ini Kata Ahli
"Hubungan antara virus corona baru dan kematian orang itu belum jelas. Yang pasti, ini adalah kematian pertama seseorang yang dites positif (Covid-19)," kata Katsunobu Kato, Menteri Kesehatan Jepang.
Kato menjelaskan, wanita paruh baya itu mengalami gejala Covid-19 sejak 22 Januari. Dia baru dirawat di rumah sakit pada 1 Februari 2020.
Dengan kematian wanita asal Jepang itu, artinya hingga saat ini ada tiga kasus kematian di luar China karena Covid-19, yakni di Filipina, Hong Kong, dan Jepang.
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengatakan pada Minggu (9/2/2020), jumlah kematian akibat virus corona Wuhan sudah melampaui ketika wabah sindrom pernapasan akut (SARS) terjadi pada 2002-2003.
Setidaknya 27 negara telah mengonfirmasi kasus dan beberapa negara telah mengevakuasi warganya dari Hubei, termasuk Indonesia.
Maskapai besar telah menangguhkan penerbangan ke dan dari China sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran wabah.
Berikut ini adalah update virus corona Wuhan terbaru, Jumat (14/2/2020), berdasarkan data yang dipublikasikan https://www.worldometers.info/coronavirus Death Toll and Trends:
Kabar baiknya, orang yang dinyatakan sembuh dari virus corona Wuhan pun terus bertambah.
Jika pada Kamis (13/2/2020) tercatat sedikitnya 5.963 orang dinyatakan sembuh dan sehat, pada hari ini angka itu bertambah menjadi 7.099 orang. Ini artinya, 1.136 orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 dapat pulih.
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr Agus Susanto angkat bicara terkait dugaan yang disampaikan ahli Harvard tersebut.
"Begini, kembali lagi kita percaya atau tidak pada pemerintah, apalagi penelitian dan pengembangan kesehatan (Litbangkes RI). Sampai saat ini tidak ditemukan kasus tersebut, berarti memang tidak ada kasus, apalagi pandemi tidak terdeteksi," kata Ketua PDPI Dr dr Agus Susanto SpP(K), di Jakarta, Selasa (11/2/2020).