Sel kanker atau tumor yang ganas di dalam tubuh pasien, secara terus menerus melemahkan fungsi tubuh dari dalam. Tidak hanya itu, kata dia, semakin lemah sistem kekebalan tubuh, semakin sukar dan lama juga pengobatan terhadap pasien.
Begitu juga dalam menjalani beberapa jenis terapi, tubuh pasien kanker bisa mendapati efek samping seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan, lemas dan lainnya. Hal ini sangat berpengaruh kepada aktivitas pasien itu sendiri.
Baca juga: MSG hingga Kimchi, Aneka Mitos Makanan Penyebab serta Penyembuh Kanker
"Kalau mereka mau makan, kasih saja. Yang penting itu, biarkanlah mereka makan, ngisi asupan energi tubuhnya. Nanti baru dibatasi, tidak boleh diberikan berlebihan juga, tapi setidaknya biarkan mereka nafsu makan dulu. Itu yang sulit," tuturnya.
Setelah pasien merasa lebih baik dan mendapatkan kembali nafsu makannya, serta dapat mengonsumsi obatnya dengan lebih baik, maka barulah Anda boleh mengatur pola makan yang seimbang dan sesuai dengan penyakitnya.
Tujuan memberikan makanan yang disukai adalah menambah asupan ke dalam tubuh, meningkatkan energi pasien untuk melawan sel kanker ataupun infeksi organisme jahat lainnya.
Oleh karena itu, jika dari awal pasien sudah tidak nafsu makan, maka akan sulit juga untuk memulihkan kondisi dan tenaga pasien, apalagi menyuruh pasien meminum obat dalam menjalani terapinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.