Diperkirakan, 30.000 delegasi dan hampir 200 negara akan hadir dalam pertemuan tersebut.
Baca juga: Curah Hujan Lebih Deras, BMKG Sebut Pemicunya Perubahan Iklim
Adapun topik yang dibahas dalam pertemuan ini terbilang krusial, yakni menurunkan suhu hingga 1,5 derajat Celsius dan mewujudkan emisi nol dunia pada 2050 akan diuji.
Topik tersebut sangat krusial mengingat ada beberapa negara yang berkomitmen terhadap pengurangan emisi di dunia.
Isu seksi lain yang dibahas adalah pendanaan iklim dari negara kaya yang menandatangani Persetujuan Copenhagen 2009.
Persetujuan Copenhagen 2009 adalah deklarasi tentang aksi nyata untuk mengurangi emisi termasuk memberi bantuan finansial kepada negara berkembang.
Pasalnya, setiap tahun negara-negara tersebut akan menggelontorkan dana sebesar 100 triliun dollar AS tiap tahun untuk membentuk Green Climate Fund (lembaga finansial di bawah PBB untuk membantu pendanaan investasi rendah emisi).
Lembaga tersebut akan membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi. Tak hanya itu, topik perdagangan karbon juga akan dibahas mengingat hal ini tidak efektif.
Baca juga: RI Butuh Rp 1.065 Triliun untuk Pengendalian Perubahan Iklim
Selain agenda dari pemerintah dunia, banyak juga aktivitas dari berbagai kelompok masyarakat yang patut diperhatikan aksinya guna mendukung penanganan krisis iklim. Salah satunya Extinction Rebellion.
Extinction Rebellion adalah gerakan lingkungan secara global tanpa kekerasan untuk mendesak pemerintah mengambil tindakan terkait krisis iklim.
Gerakan dengan jargon “kita sedang berada di ujung kepunahan massal” ini sudah menginisiasi berbagai demonstrasi besar di berbagai belahan dunia dan mengambil simpati berbagai pihak.
Kampanye ini pun patut didukung karena di beberapa negara berhasil menjadi perbincangan publik.
Baca juga: Joaquin Phoenix Ditahan Polisi Usai Orasi di Aksi Protes Perubahan Iklim
The Guardian bahkan menyebut isu krisis iklim sudah masuk dalam lima topik terpenting yang dibahas di Inggris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.