Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perubahan Iklim Meluas, 200 Rusa Ditemukan Mati di Kutub

Kompas.com - 03/08/2019, 19:10 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lebih dari 200 rusa Svalbard ditemukan mati di kepulauan terpencil di Svalbard yang terletak di antara Norwegia dan kutub utara. Angka kematian yang begitu besar ini merupakan tertinggi yang pernah tercatat sejak 1978, sehingga para peneliti pun meyakini jika perubahan iklim merupakan penyebab kematian masif itu.

Menurut laporan di situs Norwegian Polar Institute, rusa Svalbard (Rangifer tarandus platyrhynchus) menderita kelaparan hingga mati. Mereka yang selamat dari kekurangan makanan pun berkurang berat badannya.

"Sangat menakutkan menemukan begitu banyak hewan yang mati. Ini adalah contoh yang menakutkan tentang bagaimana perubahan iklim mempengaruhi alam," kata Ønvik Pedersen, ahli ekologi Norwegian Polar Institute.

Baca juga: Ternyata, Tanduk Rusa Berasal dari Sel Kanker Tulang

Rusa Svalbard sendiri merupakan hewan endemik dan spesies kunci yang sangat penting bagi ekosistem tundra.

Meskipun predator mereka sedikit, bangkai mereka merupakan bagian penting dari pola makan hewan lain, seperti rubah Arktik (Vulpes lagopus) yang juga mendiami wilayah Svalbard.

Jadi perubahan jumlah rusa cenderung akan berdampak pada populasi lain serta pertumbuhan vegetasi.

Para peneliti mengungkapkan jika kekurangan makanan yang terjadi pada rusa disebabkan oleh perubahan suhu di Kutub Utara. Perubahan ini mengakibatkan curah hujan yang lebih tinggi selama musim dingin. Tanah pun membeku dan menghasilkan lapisan es yang keras serta tebal.

Baca juga: Arkeolog Temukan Fosil Rusa Prasejarah di Argentina

Rusa biasanya akan menggali salju untuk menemukan vegetasi di bawahnya, tetapi lapisan es tahun ini tidak bisa ditembus. Rusa-rusa pun kelaparan, dan terjadi persaingan yang lebih besar untuk mencari makanan.

Rusa-rusa juga mengambil risiko untuk menemukan makanan, seperti mendaki sisi gunung untuk mencapai vegetasi yang lebih tinggi. Alhasil, rusa yang paling lemah pun tak selamat. Begitu juga yang sudah berusia tua.

Sayangnya, kondisi ini tidak menutup kemungkinan bahwa rusa-rusa muda juga mengalami kelaparan.

"Svalbard mengalami perubahan suhu udara di darat terbesar dan tercepat. Konsekuensi untuk keadaan ekosistem pun menjadi tidak jelas. Tetapi berpotensi menimbulkan dampak yang dramatis sehingga perlu pemantauan supaya populasi di wilayah itu bisa beradaptasi cepat dengan kondisi baru," tambah Pedersen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau