Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Pneumonia, Jenis Penyakit Pernapasan yang Ramai Saat Ini?

Kompas.com - 23/01/2020, 13:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

  • Community Acquired Pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas
  • Hospital Acquired Pneumonia (HAP)
  • Ventilator Associated Pneumonia (VAP).

Ketiga jenis pneumonia ini dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi.

Pneumonia yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian yaitu pneumonia komunitas.

Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang. Pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya.

Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan yaitu sekitar 2 persen sedangkan tahun 2013 adalah 1,8 persen.

Berdasarkan data Kemenkes 2014, jumlah penderita pneumonia di Indonesia pada 2013 berkisar antara 23 sampai 27 persen. Dari angka itu, kematian akibat pneumonia sebesar 1,19 persen.

Tahun 2010, pneumonia di Indonesia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau angka kematian penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6 persen.

Meski dapat menyerang siapa saja, bayi dan anak berusia dua tahun berisiko tinggi tertular pneumonia. Ini karena sistem kekebalan tubuh anak belum berkembang sepenuhnya.

Selain itu, mereka yang berusia di atas 65 tahun juga memiliki risiko tinggi tertular pneumonia karena menurunnya sistem kekebalan tubuh yang kurang mampu melawan infeksi.

Gejala

Dilansir lung.org, seseorang yang mengidap pneumonia akan membuat oksigen yang dihirup sulit masuk ke aliran darah.

Hal ini menyebabkan beberapa gejala muncul, dari level ringan hingga berat.

Nastiti menyampaikan, sebelum terjadi pneumonia, biasanya pasien mengalami selesma dengan gejala batuk, pilek, dan demam. Dengan mengalami tanda-tanda seperti peningkatan laju napas, hingga terjadi sesak napas semakin berat.

Penyebaran pneumonia sering terjadi lewat batuk, bersin, sentuhan.

Namun, mereka yang tidak menunjukkan gejala di atas juga dapat menyebarkan pneumonia.

Faktor risiko

Puluhan ribu orang meninggal akibat pneumonia setiap tahun.

Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, penyalahgunaan narkoba, dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko pneumonia.

Selain kebiasaan, paparan bahan kimia tertentu seperti polutan atau asap beracun, termasuk paparan asap rokok juga turut menjadi faktor risiko.

Faktor lainnya adalah risiko kondisi medis.

Baca juga: Pneumonia Bisa Dicegah, Ini Daftar Vaksinnya

Menurut lung.org, faktor kondisi medis antara lain:

  • Penyakit paru-paru kronis seperti COPD, bronkiektasis, atau fibrosis kistik.
  • Penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan penyakit sel sabit.
  • Sistem kekebalan yang melemah karena HIV/AIDS, transplantasi organ, kemoterapi atau penggunaan steroid jangka panjang.
  • Kesulitan menelan karena stroke, demensia, penyakit Parkinson atau kondisi neurologis lain yang dapat mengakibatkan aspirasi makanan, muntah, atau air liur ke dalam paru-paru yang kemudian menjadi terinfeksi.
  • Infeksi pernapasan virus, seperti pilek, radang tenggorokan, influenza, dan lainnya.
  • Rawat inap, terutama saat dalam perawatan intensif dan menggunakan ventilator.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com