Ketiga jenis pneumonia ini dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi.
Pneumonia yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian yaitu pneumonia komunitas.
Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang. Pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya.
Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan yaitu sekitar 2 persen sedangkan tahun 2013 adalah 1,8 persen.
Berdasarkan data Kemenkes 2014, jumlah penderita pneumonia di Indonesia pada 2013 berkisar antara 23 sampai 27 persen. Dari angka itu, kematian akibat pneumonia sebesar 1,19 persen.
Tahun 2010, pneumonia di Indonesia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau angka kematian penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6 persen.
Meski dapat menyerang siapa saja, bayi dan anak berusia dua tahun berisiko tinggi tertular pneumonia. Ini karena sistem kekebalan tubuh anak belum berkembang sepenuhnya.
Selain itu, mereka yang berusia di atas 65 tahun juga memiliki risiko tinggi tertular pneumonia karena menurunnya sistem kekebalan tubuh yang kurang mampu melawan infeksi.
Dilansir lung.org, seseorang yang mengidap pneumonia akan membuat oksigen yang dihirup sulit masuk ke aliran darah.
Hal ini menyebabkan beberapa gejala muncul, dari level ringan hingga berat.
Nastiti menyampaikan, sebelum terjadi pneumonia, biasanya pasien mengalami selesma dengan gejala batuk, pilek, dan demam. Dengan mengalami tanda-tanda seperti peningkatan laju napas, hingga terjadi sesak napas semakin berat.
Penyebaran pneumonia sering terjadi lewat batuk, bersin, sentuhan.
Namun, mereka yang tidak menunjukkan gejala di atas juga dapat menyebarkan pneumonia.
Puluhan ribu orang meninggal akibat pneumonia setiap tahun.
Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, penyalahgunaan narkoba, dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko pneumonia.
Selain kebiasaan, paparan bahan kimia tertentu seperti polutan atau asap beracun, termasuk paparan asap rokok juga turut menjadi faktor risiko.
Faktor lainnya adalah risiko kondisi medis.
Baca juga: Pneumonia Bisa Dicegah, Ini Daftar Vaksinnya
Menurut lung.org, faktor kondisi medis antara lain: