KOMPAS.com - Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) RI tahun 2018 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi, atau jumlah penderita pneumonia dibandingkan pada tahun 2013.
Berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan jumlah orang yang mengalami gangguan penyakit ini pada 2018 yaitu sekitar 2 persen, sedangkan pada tahun 2013 adalah 1,8 persen.
Padahal, pneumonia atau radang paru yang sering terjadi dapat bersifat serius, bahkan yang dapat menyebabkan kematian yakni pneumonia komunitas.
Ironisnya, pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya.
Baca juga: Pneumonia Jadi Masalah Global, WHO Canangkan 3P untuk Penanggulangan
Apa itu pneumonia?
Disampaikan oleh Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP-PDPI), dr Erlina Burhan MSc SpP(K), pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru.
Pada umumnya disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur pajanan bahan kimia, bahkan bisa juga akibat kerusakan fisik paru dari rokok atau polusi lainnya.
"Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia," kata Erlina dalam acara Outbreak Pneumonia di Tiongkok," Jum'at (17/1/2020).
Baca juga: Imunisasi Jadi Kunci Cegah Pneumonia pada Bayi dan Balita
Pneumonia itu sendiri dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP) dan ventilator associated pneumonia (VAP).
"Dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi Pneumonia itu," ujarnya.
Untuk diketahui, angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Tahun 2010 di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit.
Angka kematian penyakit tertentu atau crude fatality rate (CFR) akibat penyakit ini pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6 persen.
Menurut Profil Kesehatan Indonesia, pneumonia menyebabkan 15 persen kematian balita yaitu sekitar 922.000 balita tahun 2015.
Dari tahun 2015-2018 kasus pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak dibawah 5 tahun meningkat sekitar 500.000 per tahun.
Tercatat jumlah penderita radang paru tersebut mencapai 505.331 pasien dengan 425 pasien meninggal.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperkirakan ada 43.309 kasus pneumonia atau radang paru pada balita selama tahun 2019.
Baca juga: Mengenal Tanda Pneumonia, Penyebab Kematian Utama Bayi dan Balita
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.