Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdagangan Bayi di Palembang, Begini Hasil Analisis Psikolog

Kompas.com - 22/01/2020, 18:05 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Mungkin ibunya mau menjaga bayi (setelah lahir). Tapi kalau dia menjaga, (ada pikiran) itu lebih buruk dibanding ngasih ke orang lain," imbuhnya.

Astrid menyebut, pilihan menjual bayi bukanlah keinginan dari ibu sendiri. Jika ibu mampu merawat bayi sendiri, dia pasti akan merawatnya.

"Ketika ibu menjual bayinya, kita harus lihat sih, kebanyakan ibu pasti merasa kehilangan. Karena kan dia sudah 9 bulan mengandung dan sebenarnya ada ikatan yang terjalin dengan bayi. Mau tidak mau, sudah ada ikatan," ujar Astrid.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Cara Tepat Sterilisasi Peralatan Bayi di Rumah

Adakah penyesalan?

Dia mengatakan, para ibu yang pernah menjual anaknya, sebenarnya mereka memerlukan bantuan secara emosional, psikologis, dan finansial.

"Ketika ada ibu yang menjual bayinya, berarti ibu ini sangat membutuhkan bantuan emosional, psikologis, juga finansial untuk memulihkan kondisi para ibu," ungkapnya.

Menurut Astrid, ketika di masa depan finansial ibu membaik, kondisi psikologis dan emosi lebih kuat, ibu tersebut sangat mungkin menyesal akan apa yang dilakukannya di masa lalu.

Dalam kasus seperti ini, rasa menyesal baru muncul ketika ibu sudah dalam kondisi yang lebih stabil.

Pasalnya, keputusan yang diambil dalam kondisi tidak baik, tidak akan menimbulkan penyesalan.

"Mereka baru sadar ketika berada di kondisi yang lebih baik. Saat kondisi membaik, mereka baru bilang, 'aku itu punya anak, anak ini aku kasih," ujar Astrid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau