KOMPAS.com - Peta terbaru menunjukkan apa yang selama ini tersembunyi di bawah lapisan es benua Antartika. Peta ini sekaligus akan membantu peneliti dalam memprediksi dampak perubahan iklim global.
Lapisan es di benua Antartika selama berabad-abad telah menyembunyikan apa yang ada di bawahnya. Perlahan lapisan es mulai meleleh dan memperlihatkan banyak rahasianya.
Selama beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mempelajari area tersebut, yang diperkirakan menjadi salah satu permukaan daratan terbesar di Bumi.
Tim ahli glasiologi dari University of California, Irvine, telah merilis peta topografi terperinci mengenai daerah tersebut, seperti dilansir dari Mother Nature Network, Kamis (16/1/2020).
Baca juga: Eksperimen Antartika Ungkap Partikel Hantu, Peneliti Pakai Alat ini
Peta ini merupakan bagian dari proyek BedMachine dan telah diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience.
Para peneliti mengatakan studi ini akan membantu mengungkap wilayah benua yang kemungkinan besar paling rentan terhadap perubahan iklim.
"Ada banyak kejutan di sekitar benua (Antartika) itu, terutama di wilayah yang sebelumnya tidak dipetakan dengan sangat rinci dengan radar," kata Profesor Ilmu Sistem Bumi UCI, Mathieu Morlinghem.
Masih menurut Morlinghem, BedMachine Antartika pada akhirnya menyajikan gambar campuran antara aliran es di beberapa daerah yang relatif terlindungi dengan baik, dan daerah yang terlihat dasar tanahnya.
Baca juga: Titik Terendah Daratan Bumi Ternyata Ada di Antartika Timur
Sementara itu, pada lapisan retrograde di Antartika terbukti lebih berisiko dari potensi ketidakstabilan lapisan es laut.
Beberapa hasil yang paling menarik dari penelitian ini, menurut rilis universitas adalah penemuan bagaimana menstabilkan punggung es yang mengalir melintasi pegunungan transantarctic.
Geometri lapisan yang meningkatkan risiko es cepat meleleh di Thwaites dan Pine Island sektor gletser Antartika Barat.
Peta ini dibuat menggunakan data ketebalan es dari 19 lembaga penelitian dari tahun 1967, serta pengukuran batimetri atau kedalaman dari Badan Antariksa Amerika (NASA), serta informasi seismik.
Beberapa tahun yang lalu, para ahli geologi yang mempelajari citra satelit dari Princess Elizabeth Land yang terpencil di Antartika Timur.
Hasil pencitraan satelit itu menemukan bukti adanya sistem ngarai subglasial masif yang terkubur di bawah es.
Ngarai merupakan bentang alam yang menyerupai lembah yang memiliki sisi tebing yang hampir tegak lurus dengan permukaan tanah.
Dari petunjuk fisik, tim peneliti memanfaatkan suara gema radio untuk melihat apa yang ada ada di tumpukan es.
Kemudian, yang mereka temukan adalah monstrositas absolut geologi, sebuah sistem ngarai yang diyakini memiliki panjang lebih dari 685 mil dengan kedalaman sekitar 0,6 mil.
Baca juga: Terbesar dalam Sejarah, Monster Loch Ness” Ditemukan di Antartika
Di beberapa tempat, pengukuran gagal hanya karena terlalu dalam untuk direkam.
"Terkait dengan ngarai, sebuah danau subglasial besar mungkin ada yang mungkin merupakan danau subglasial besar yang tersisa, lebih dari 62 mil yang ditemukan di Antartika," tulis para penulis dalam sebuah jurnal yang diterbitkan dalam Geologi.
Diperkirakan danau subglasial ini saja dapat mencakup 480 mil persegi. Serta, para ahli geologi meyakini bahwa sistem ngarai kemungkinan diukir oleh air.
Namun, karena sangat purba, tidak jelas apakah itu terbentuk sebelum atau sesudah terbenam dalam es.
"Menemukan jurang baru raksasa yang membuat kecil Grand Canyon adalah prospek yang menggiurkan," kata rekan penulis studi, Martin Siegert dari Grantham Institute di Imperial College London kepada IANS.
Kolaborasi internasional ini dilakukan antara ilmuwan AS, India, Australia, dan Cina mendorong kembali penemuan di Antartika yang tidak seperti daerah lainnya di Bumi ini.
Baca juga: Terungkap, Penyebab Beberapa Gunung Es di Antartika Berwarna Hijau
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.