KOMPAS.com - Peningkatan suhu Bumi akibat global warming tidak hanya berdampak pada satu dua hal, tetapi semua hal yang ada di planet kita. Tak terkecuali mencairnya es di Antartika yang ternyata meningkat enam kali lipat selama empat dekade terakhir.
Kita mungkin sudah tahu akan hal tersebut karena banyak artikel telah membahasnya.
Namun, tahukah apa dampaknya bila es di kutub mencair? Menurut NASA, fenomena tersebut cukup untuk menaikkan permukaan laut secara umum hingga setinggi 58 meter.
Hal itu karena Antartika memiliki daratan es yang tujuh kali lebih banyak dibanding semua daratan d dunia, dan kandungan airnya yang meleleh dapat meningkatkan permukaan laut hingga puluhan meter.
Terbaru, NASA datang membawa kabar buruk dari belahan bumi paling selatan, Antartika.
Baca juga: Dua Teknisi Meninggal di Stasiun Penelitian Antartika, Ini Sebabnya
Dalam studi yang terbit di jurnal Proceeding of National Academy of Sciences, dipaparkan bahwa massa es Antartika menghilang enam kali lipat selama 38 tahun, sejak 1979 hingga 2017.
Fenomena ini disebut sesuai dan dapat menjelaskan alasan naiknya permukaan laut lebih dari setengan inci.
"Es yang mencair itu hanya puncak gunung es. Saat lapisan es Antartika terus mencair, mungkin akan ada kenaikan permukaan laut (secara global) berpuluh meter yang terjadi ratusan tahun ke depan," kata Eric Rignot, penulis utama studi dari Universitas California, Irvine.
Seperti dilansir Newsweek, Senin (14/1/2019), studi yang dilakukan Rignot dan timnya merupakan pengamatan massa es Antartika terpanjang dan mencakup wilayah geografis yang luas, total ada 18 wilayah yang diamati.
Untuk studi ini, tim memeriksa gambar yang diambil pesawat riset NASA dan data satelit yang dikumpulkan beberapa lembaga.
Temuan mereka menunjukkan bahwa antara 1979 sampai 1990, Antartika kehilangan sekitar 40 miliar ton es setiap tahunnya.
Namun pada periode 2009 sampai 2017 terjadi peningkatan signifikan, yakni melonjak menjadi 232 miliar ton es setiap tahun.
Faktanya, es yang mencair antara 2001 sampai 2017 itu 280 persen lebih tingg dibanding periode 1979 sampai 2001.
Selain data tersebut, tim juga menunjukkan bagaimana wilayah Antartika Timur memainkan peran penting dalam tren yang diidentifikasi.
"Sektor Antartika Timur mengalami dampak langsung dalam fenomena mencairnya es Antartika, sejak 1980-an. Kami menemukan wilayah ini lebih sensitif terhadap perubahan iklim," kata Rignot.