KOMPAS.COM - Di dalam jantung Bima Sakti, terdapat lubang hitam raksasa dengan massa 4 juta kali matahari, yaitu Sagitarius A * (Sgr A *).
Namun, dalam dekade terakhir, para ilmuwan yang sedang melakukan pencarian di lingkungan kosmik lubang hitam melihat ada dua benda aneh yang tampaknya mengorbit lubang hitam. Mereka dijuluki G1 dan G2.
Beberapa astronom percaya bahwa itu merupakan awan gas. Sedangkan astronom lainnya menyebutkan bahwa benda tersebut mirip bintang-bintang aneh yang diselimuti debu. Sehingga, sifat dari dua benda ini masih kontroversial.
"Obyek-obyek ini terlihat seperti gas dan berperilaku seperti bintang," kata Andrea Ghez, seorang astronom di UCLA dan rekan penulis studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Nature.
Baca juga: Kaleidoskop 2019: 5 Momen Astronomi Penting, Salah Satunya Foto Pertama Lubang Hitam
Sebuah tim lalu mempelajari benda-benda misterius ini lebih rinci dengan menggunakan data inframerah yang dikumpulkan selama 13 tahun terakhir oleh Imager Osiris yang dipasang di W.M. Observatorium Keck, Hawaii.
Akhirnya mereka berhasil mempelajari keduanya secara intens, khususnya G2 yang telah memikat para astronom di masa lalu.
Pada tahun 2014, para astronom mengamati G2 yang saat itu sedang meluncur langsung menuju Sgr A *. Awalnya, para astronom memperkirakan G2 adalah awan gas yang akan menyajikan ‘makanan ringan’ ke lubang hitam besa. Karena saat mendekatinya, G2 akan terkoyak dan gas akan jatuh ke dalam lubang hitam.
Namun fakta menunjukkan kebalikannya, semakin dekat dengan Sgr A *, G2 tetap utuh dan selamat. Hal ini mendorong para astronom berpikir ulang tentang apa yang terjadi.
"G2 selamat dan terus bahagia di orbitnya, awan gas tidak akan melakukan itu," kata Ghez seperti dilansir dari Cnet (15/01/2020).
Baca juga: Video Simulasi Ini Tunjukkan Hubungan Intim Lubang Hitam dan Galaksi
Selain itu, G1 juga selamat dari pertemuan dekatnya dengan lubang hitam besar dan relatif tidak berubah.
Menurutnya, benda-benda tersebut bukan awan gas seperti yang diperkirakan sebagian astronom, melainkan produk dari bintang biner yang bergabung, setelah dua bintang yang saling mengorbit bertabrakan dan membentuk satu bintang masif.
Lain halnya dengan tim peneliti kedua, dari Max Planck Institute, membantah bahwa G2 tentu saja bisa menjadi awan gas, menunjukkan bahwa itu adalah bagian dari aliran gas yang lebih besar yang juga memasukkan G1. Pemodelan menunjukkan ini sepertinya cocok dengan data.
Namun, kini misteri semakin dalam karena terdapat empat lagi yan harus dipelajari.
"Saya pikir hipotesis aliran gas bekerja dengan baik ketika kami baru saja memiliki G1 dan G2, tetapi dengan 6 objek, mengorbit pada kecenderungan yang sangat berbeda, hipotesis ini lebih sulit untuk diterapkan," kata Anna Ciurlo, seorang astronom di UCLA.
Baca juga: 7 Objek Aneh di Luar Angkasa yang Ditemukan Para Astronom
Ciurlo dan tim menyarankan hipotesis penggabungan biner sehingga menghasilkan "penjelasan yang meyakinkan".
Para astronom melihat keanehan dari bintang tunggal yang hidup dan mengorbit Sgr A * di bagian yang sama dari lingkungan galaksi, tetapi mereka tampaknya tidak menunjukkan sifat yang sama.