Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2019, 18:08 WIB
Farren Anatje Sahertian,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi baru melaporkan telah menangkap trio langka yang terdiri dari lubang hitam supermasif. Tiga monster yang melahap cahaya ini menempel satu sama lain di SDSS, J084905.51 + 111447.2, sebuah sistem tiga galaksi yang sedang bergabung dan berjarak sekitar 1 miliar tahun cahaya dari bumi.

"Kami hanya ingin mencari pasangan lubang hitam pada saat itu, namun, melalui teknik seleksi kami, kami menemukan sistem yang luar biasa ini," kata penulis Ryan Pfeifle, dari George Mason University di Virginia, dalam sebuah pernyataan yang dilansir Live Science.

"Ini adalah bukti terkuat yang ditemukan untuk sistem tiga objek yang aktif memberi makan lubang hitam," ujarnya

Baca juga: Ke Mana Lubang Hitam Menuju?

Penemuan ini dimulai dengan teleskop Sloan Digital Sky Survey (SDSS) di New Mexico, yang mencitrakan SDSS J084905.51 + 111447.2 dalam cahaya optik. Para relawan yang tergabung dalam proyek Galaxy Zoo kemudian menandai gambar-gambar tersebut untuk memberitahu sistem mengenai penggabungan galaksi yang sedang berlangsung.

Selanjutnya, para peneliti melihat data yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa Infrared Survey Explorer (WISE) NASA. WISE melihat banyak cahaya inframerah yang berasal dari sistem selama fase penggabungan, di mana lebih dari satu lubang hitam supermasif diperkirakan akan mengumpulkan materi dengan cepat.

Observatorium Sinar-X NASA juga mendeteksi sumber kuat sinar-X di dekat masing-masing pusat galaksi, yang mengindikasikan bahwa ada banyak gas dan debu yang dikonsumsi di sana - suatu tanda lubang hitam diberi makan.

Hal yang sama terjadi pada pesawat antariksa Nuclear Spectroscopic Telescope Array, atau NuSTAR, yang menemukan bukti adanya gas dan debu yang mengelilingi salah satu lubang hitam. Dan data cahaya-optik yang dikumpulkan oleh SDSS dan Large Binocular Telescope di Arizona semakin menguatkan anggapan bahwa ketiga lubang hitam ini aktif.

Baca juga: Planet Sembilan yang Misterius Diduga Bukan Planet, tetapi Lubang Hitam

"Melalui penggunaan observatorium besar ini, kami telah mengidentifikasi cara baru menelaah tiga lubang hitam itu," kata Pfeifle.

“Setiap teleskop memberi kami petunjuk yang berbeda tentang apa yang terjadi didalamnya. Kami berharap dapat melanjutkan upaya ini dan menemukan lebih banyak sistem serupa ke depannya," ujarnya.

Pada saat ini, jarak dari setiap lubang hitam ke tetangga terdekatnya berkisar antara 10.000 tahun cahaya hingga 30.000 tahun cahaya. Namun, bentang itu akan menyusut karena mereka akan bergabung seperti galaksi induknya sekarang.

Para astronom sudah sedikit mengetahui tentang bagaimana lubang hitam bertabrakan. Akan tetapi menurut para peneliti, sistem penggabungan tiga lubang hitam mungkin bekerja sedikit berbeda dari penggabungan sistem duo yang tradisional.

Sebagai contoh, keberadaan lubang hitam supermasif ketiga seharusnya membuat kedua tetangganya bersatu lebih cepat.

"Ini mungkin merupakan solusi untuk teka-teki teoretis yang disebut 'final parsec problem', di mana dua lubang hitam supermasif bisa mendekat hingga jarak beberapa tahun cahaya, tetapi akan memerlukan beberapa tarikan tambahan untuk bergabung karena kelebihan energi yang mereka bawa dalam orbit," tulis para ahli misi Chandra.

"Pengaruh lubang hitam ketiga, seperti pada SDSS J0849 + 1114, akhirnya bisa menyatukan mereka," tutup mereka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com