Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Astronom Temukan Benda-benda Aneh yang Mengorbit Lubang Hitam

Namun, dalam dekade terakhir, para ilmuwan yang sedang melakukan pencarian di lingkungan kosmik lubang hitam melihat ada dua benda aneh yang tampaknya mengorbit lubang hitam. Mereka dijuluki G1 dan G2.

Beberapa astronom percaya bahwa itu merupakan awan gas. Sedangkan astronom lainnya menyebutkan bahwa benda tersebut mirip bintang-bintang aneh yang diselimuti debu. Sehingga, sifat dari dua benda ini masih kontroversial.

"Obyek-obyek ini terlihat seperti gas dan berperilaku seperti bintang," kata Andrea Ghez, seorang astronom di UCLA dan rekan penulis studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Nature.

Sebuah tim lalu mempelajari benda-benda misterius ini lebih rinci dengan menggunakan data inframerah yang dikumpulkan selama 13 tahun terakhir oleh Imager Osiris yang dipasang di W.M. Observatorium Keck, Hawaii.

Akhirnya mereka berhasil mempelajari keduanya secara intens, khususnya G2 yang telah memikat para astronom di masa lalu.

Pada tahun 2014, para astronom mengamati G2 yang saat itu sedang meluncur langsung menuju Sgr A *. Awalnya, para astronom memperkirakan G2 adalah awan gas yang akan menyajikan ‘makanan ringan’ ke lubang hitam besa. Karena saat mendekatinya, G2 akan terkoyak dan gas akan jatuh ke dalam lubang hitam.

Namun fakta menunjukkan kebalikannya, semakin dekat dengan Sgr A *, G2 tetap utuh dan selamat. Hal ini mendorong para astronom berpikir ulang tentang apa yang terjadi.

"G2 selamat dan terus bahagia di orbitnya, awan gas tidak akan melakukan itu," kata Ghez seperti dilansir dari Cnet (15/01/2020).

Selain itu, G1 juga selamat dari pertemuan dekatnya dengan lubang hitam besar dan relatif tidak berubah.

Menurutnya, benda-benda tersebut bukan awan gas seperti yang diperkirakan sebagian astronom, melainkan produk dari bintang biner yang bergabung, setelah dua bintang yang saling mengorbit bertabrakan dan membentuk satu bintang masif.

Lain halnya dengan tim peneliti kedua, dari Max Planck Institute, membantah bahwa G2 tentu saja bisa menjadi awan gas, menunjukkan bahwa itu adalah bagian dari aliran gas yang lebih besar yang juga memasukkan G1. Pemodelan menunjukkan ini sepertinya cocok dengan data.
Namun, kini misteri semakin dalam karena terdapat empat lagi yan harus dipelajari.

"Saya pikir hipotesis aliran gas bekerja dengan baik ketika kami baru saja memiliki G1 dan G2, tetapi dengan 6 objek, mengorbit pada kecenderungan yang sangat berbeda, hipotesis ini lebih sulit untuk diterapkan," kata Anna Ciurlo, seorang astronom di UCLA.

Ciurlo dan tim menyarankan hipotesis penggabungan biner sehingga menghasilkan "penjelasan yang meyakinkan".

Para astronom melihat keanehan dari bintang tunggal yang hidup dan mengorbit Sgr A * di bagian yang sama dari lingkungan galaksi, tetapi mereka tampaknya tidak menunjukkan sifat yang sama.

Stefan Gillessen, seorang astronom di Max Plack Institute menyatakan bahwa kemungkinan besar tidak semua obyek terbentuk dari penggabungan biner.

Selain itu, menurutnya dalil tentang sumber G merupakan beberapa fenomena kosmik aneh yang berbeda seperti obyek bintang muda atau simpul angin bintang.

Sumber G yang baru ditemukan akan dikendarai oleh lubang hitam supermasif di tahun-tahun mendatang, yang seharusnya memberi para astronom informasi lebih banyak tentang sifat mereka sehingga mereka akan menunggu beberapa saat.

Periode orbit obyek baru berkisar antara 170 tahun dan 1.600 tahun. Untuk meningkatkan peluang mereka memahami apa yang bukan bintang gas yang aneh itu, tim perlu mempelajari wilayah ini lebih terinci - tetapi juga melihat lebih jauh ke dalam kosmos.

"Kita perlu mencari lebih banyak obyek di wilayah ini. Tapi kita juga perlu mencari benda serupa di tempat lain, untuk memahami apakah proses ini unik untuk lingkungan lubang hitam atau tidak," kata Ciurlo.

https://sains.kompas.com/read/2020/01/16/190300123/astronom-temukan-benda-benda-aneh-yang-mengorbit-lubang-hitam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke