Sejauh ini, tidak terlalu cepat.
Semua 59 pasien penderita virus ini mulai menunjukkan gejala sejak 12 Desember hingga 29 Desember. Tidak ada kasus yang dilaporkan setelahnya.
"Bagus bahwa kita tidak melihat perkembangan kasus itu," kata Golding.
"China mengambil tindakan serius dan perkembangannya sepert tertahan. Kita harus menunggu sambil mengawasi," tuturnya.
Meski begitu, kekhawatiran bahwa virus itu dapat tersebar ke ratusan juta orang yang akan berpergian dalam rangka tahun baru China akhir Januari nanti.
Orang-orang yang terinfeksi diisolasi untuk meminimalkan potensi penyebaran virus. Lebih dari 150 orang yang berkontak dengan pasien itu juga diawasi.
Pemeriksaan lebih lanjut seperti pengukuran suhu tubuh dilakukan terhdap orang-orang yang berpergian dari satu kota ke kota lain.
Pasar ikan di Wuhan juga ditutup untuk pembersihan dan proses penyebaran disinfektan.
Seberapa khawatir para pakar kesehatan?
Golding berkata, "Saat ini, sebelum ada informasi baru, sangat sulit mengetahui seberapa cemas kita seharusnya."
Baca juga: China sampai UEA Rencanakan Misi ke Mars pada 2020
"Sampai kita mendapatkan konfirmasi dari otoritas yang berwenang, kami akan tetap gelisah," ujarnya.
Sementara itu Profesor Ball berkata, "Kita seharusnya cemas terhadap virus apapun yang menyerang manusia untuk pertama kalinya karena itu mendobrak pertahanan yang ada dalam tubuh."
"Sekali saja virus itu masuk ke dalam sel manusia dan berlipat ganda, mutasi virus terjadi dan akan memudahkan penyebarannya sehingga menjadi lebih berbahaya."
"Anda tidak ingin memberi virus ini kesempatan untuk melakukan itu," kata Ball.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.