Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Virus Perusak Paru-paru asal China, Perlukah Kita Khawatir?

Kompas.com - 12/01/2020, 17:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

SARS berpindah dari musang ke manusia.

Di Timur Tengah, MERS (Middle East Respiratory Syndrome) yang menewaskan 858 dari total 2.494 penderitanya sejak 2012, secara rutin berpindah dari unta Somalia.

Berasal dari binatang apa?

Sekali binatang yang menjadi tempat perkembangbiakan virus terdeteksi, persoalan yang muncul berikutnya akan lebih mudah ditangani.

Sejumlah kasus yang kini muncul dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan atau China bagian selatan.

Meski sejumlah mamalia laut seperti lumba-lumba beluga dapat membawa coronavirus, pasar di Wuhan juga menjual binatang liar, antara lain kelelawar, kelinci, dan ular.
Kenapa China?

Profesor Woolhouse berkata, alasannya adalah populasi China yang besar dan padat. Ada juga faktor kontak penduduk dengan binatang pembawa virus.

"Tidak ada yang terkejut bahwa wabah berikutnya terjadi di China," ujarnya.

Bagaimana virus itu dengan mudah menyebar?

Barangkali satu fakta yang paling meyakinkan tentang wabah ini adalah bahwa virus itu tidak berkembang untuk tersebar di antara manusia.

Ini adalah perhatian utama terhadap virus baru itu bahwa ia menyerang paru-paru. Batuk dan bersin merupakan cara paling efektif untuk menyebarkan virus.

Jika virus itu tersebar di antara manusia, maka Anda harus menelisik para petugas medis yang berkontak dengan para pasien.

Otoritas kesehatan China menyatakan para petugas medis tak terserang virus ini.

Bagaimanapun. sejumlah pakar memperingatkan bahwa terlalu dini untuk mengetahui apakah virus ini berpindah dari satu manusia ke manusia lainnya.

"Akan ada 59 perpindahan dari binatang ke manusia dalam waktu singkat, walau angka itu tidak terlihat besar, tetap ada pertanyaan terbuka atas virus tersebut," kata Profesor Ball.

Adapun Profesor Woolhouse berkata, "Saya lebih waspada ketimbang skeptis. Terlalu cepat untuk menyimpulkan. Sebagian besar coronavirus sebenarnya sangat mudah tersebar dan itulah kekhawatiran saya."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com