Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Kasus Reynhard Sinaga, Membayangkan Trauma Korban Pemerkosaan

Kompas.com - 08/01/2020, 17:30 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Reynhard Sinaga dipenjara seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris, karena melakukan 159 tindakan pemerkosaan.

Baik pada laki-laki maupun perempuan, pemerkosaan bisa meninggalkan jejak psikologis serius.

World Health Organization (WHO) lewat panduan berjudul “Guidelines for Medico-Legal Care for Victims of Sexual Violence” menyebutkan bahwa banyak korban pemerkosaan yang mengalami Rape Trauma Syndrome (RTS).

Baca juga: Tampan, Pintar dan Kaya: Mengapa Reynhard Sinaga Melakukan Pemerkosaan?

RTS bisa berbentuk gejala-gejala psikologis, kognitif, atau perilaku yang pada umumnya mencakup dua fase: fase akut dan fase jangka panjang.

Fase akut (acute phase)

Fase ini adalah masa disorganisasi. Fase ini berlangsung sejak berakhirnya pemerkosaan hingga sekitar 2-3 minggu setelahnya.

Selama fase akut ini, korban mengalami reaksi emosi yang sangat kuat sehingga berdampak pada gejala-gejala psikis. Beberapa gejala lainnya bersifat emosional:

- Menangis dan terisak
- Tersenyum dan tertawa
- Tenang dan sangat terkontrol
- Berperilaku sangat datar.

Beberapa luapan emosi lainnya mencakup kemarahan, ketakutan, dan kegelisahan. Beberapa korban menunjukkan sikap kaget dan mati rasa. Beberapa korban lainnya berpura-pura bahwa semua baik-baik saja.

Baca juga: Kasus Reynhard Sinaga, Psikiater: Ada Penyimpangan Perilaku Seksual

Reaksi dari fase akut berakar dari ketakutan terhadap cidera fisik, mutilasi, atau kematian. Begitu korban merasa kembali aman, pada umumnya mereka merasakan:

- Perubahan suasana hati
- Perasaan dipermalukan
- Degradasi
- Rasa malu
- Rasa bersalah
- Ketidakberdayaan
- Kemarahan
- Balas dendam
- Ketakutan terhadap pelecehan lainnya.

Fase jangka panjang (long-term phase)

Fase jangka panjang biasanya berlangsung setelah 2-3 minggu pasca-kejadian. Pada fase ini, korban mulai menata ulang gaya hidup mereka. Fase ini bisa jadi adaptif atau maladaptif.

Reaksi pada setiap korban berbeda-beda tergantung pada:

- Usia
- Situasi/ kondisi kehidupan
- Lingkungan sekitar
- Ciri kepribadian
- Respon/ dukungan dari orang sekitar.

Korban pemerkosaan biasanya menginginkan perubahan gaya hidup. Misal mengganti nomor telfon, atau pergi/ traveling ke tempat yang jauh. Beberapa korban lainnya menemukan kesulitan untuk bekerja.

Baca juga: Reynhard Sinaga Disebut Psikopat, Apa Bedanya dengan Sosiopat?

Beberapa korban mengalami fobia, termasuk ketakutan saat sendirian atau berada di lokasi pemerkosaan.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau