Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Penyakit Arteri Koroner yang Diidap Gus Dur Sebelum Berpulang

Kompas.com - 30/12/2019, 18:35 WIB
Amalia Zhahrina,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.COM - Tepat sepuluh tahun lalu, 30 Desember 2009, Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, atau akrab disapa Gus Dur, meninggal dunia pada usia 69 tahun.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, Gus Dur sempat drop karena komplikasi sejumlah penyakit, salah satunya penyakit arteri koroner atau jantung koroner.

Lalu, apa itu arteri koroner? Bagaimana penyakit tersebut bisa terjadi?

Arteri koroner merupakan salah satu pembuluh darah terbesar yang berada di dalam jantung. Fungsinya, untuk mengalirkan darah yang mengandung banyak oksigen ke dalam jantung kita.

Baca juga: Adian Napitupulu Kolaps, Bagaimana Gangguan Jantung Sebabkan Pingsan?

Pembuluh darah arteri koroner bersifat halus dan elastis.

Namun, ketika sebuah ‘plak’ menumpuk di dinding bagian dalamnya, bisa membuatnya kaku dan menyempit. Pada akhirnya, hal ini akan memperlambat aliran darah ke otot jantung sehingga oksigen yang dibutuhkan jantung tidak terpenuhi.

Kondisi ini dinamakan penyakit arteri koroner atau biasa disebut jantung koroner.

Proses Terjadinya Penyakit Arteri Koroner

Dilansir Web MD (14/10/2019), plak tersebut mulai mengumpul di sepanjang dinding pembuluh darah sejak usia muda dan terus bertambah seiring lanjutnya usia.

Plak juga membuat dinding pembuluh darah Anda menjadi lengket. Selain itu, sel-sel inflamasi, lipoprotein, dan kalsium juga menempel pada plak saat berjalan melalui aliran darah Anda.

Jika unsur-unsur tersebut terus menumpuk, arteri koroner akan menyempit sehingga arteri baru yang mengelilingi penyumbatan mengembang agar mendapatkan darah untuk dialirkan ke otot jantung Anda.

Lebih parahnya, jika Anda sedang stres, arteri baru mungkin tidak dapat membawa darah tersebut.

Dalam beberapa kasus, ketika plak pecah, gumpalan darah dapat memblokir suplai darah ke otot jantung Anda. Hal ini menyebabkan serangan jantung.

Jika pembuluh darah ke otak Anda tersumbat, biasanya oleh bekuan darah, Anda bisa mengalami stroke iskemik.

Namun, jika pecah, Anda mungkin dapat mengalami stroke hemoragik. Ini biasanya disebabkan oleh tekanan darah tinggi.

Baca juga: Viral Cara Cepat Cek Jantung dengan Air dan Es Batu, Ini Kata Dokter

Faktor Risiko Penyakit Arteri Koroner

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau