Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Penyakit Arteri Koroner yang Diidap Gus Dur Sebelum Berpulang

KOMPAS.COM - Tepat sepuluh tahun lalu, 30 Desember 2009, Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, atau akrab disapa Gus Dur, meninggal dunia pada usia 69 tahun.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, Gus Dur sempat drop karena komplikasi sejumlah penyakit, salah satunya penyakit arteri koroner atau jantung koroner.

Lalu, apa itu arteri koroner? Bagaimana penyakit tersebut bisa terjadi?

Arteri koroner merupakan salah satu pembuluh darah terbesar yang berada di dalam jantung. Fungsinya, untuk mengalirkan darah yang mengandung banyak oksigen ke dalam jantung kita.

Pembuluh darah arteri koroner bersifat halus dan elastis.

Namun, ketika sebuah ‘plak’ menumpuk di dinding bagian dalamnya, bisa membuatnya kaku dan menyempit. Pada akhirnya, hal ini akan memperlambat aliran darah ke otot jantung sehingga oksigen yang dibutuhkan jantung tidak terpenuhi.

Kondisi ini dinamakan penyakit arteri koroner atau biasa disebut jantung koroner.

Proses Terjadinya Penyakit Arteri Koroner

Dilansir Web MD (14/10/2019), plak tersebut mulai mengumpul di sepanjang dinding pembuluh darah sejak usia muda dan terus bertambah seiring lanjutnya usia.

Plak juga membuat dinding pembuluh darah Anda menjadi lengket. Selain itu, sel-sel inflamasi, lipoprotein, dan kalsium juga menempel pada plak saat berjalan melalui aliran darah Anda.

Jika unsur-unsur tersebut terus menumpuk, arteri koroner akan menyempit sehingga arteri baru yang mengelilingi penyumbatan mengembang agar mendapatkan darah untuk dialirkan ke otot jantung Anda.

Lebih parahnya, jika Anda sedang stres, arteri baru mungkin tidak dapat membawa darah tersebut.

Dalam beberapa kasus, ketika plak pecah, gumpalan darah dapat memblokir suplai darah ke otot jantung Anda. Hal ini menyebabkan serangan jantung.

Jika pembuluh darah ke otak Anda tersumbat, biasanya oleh bekuan darah, Anda bisa mengalami stroke iskemik.

Namun, jika pecah, Anda mungkin dapat mengalami stroke hemoragik. Ini biasanya disebabkan oleh tekanan darah tinggi.

Faktor Risiko Penyakit Arteri Koroner

Ada banyak faktor risiko untuk penyakit arteri koroner, antara lain:

  • Usia, terutama yang lebih tua dari 65
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Diabetes
  • Riwayat keluarga, terutama jika salah satu kerabat dekat Anda menderita penyakit jantung di usia muda
  • Jenis kelamin. Pria memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung dan mengidapnya lebih awal, dibandingkan dengan wanita, sampai risikonya mereda pada usia 70 tahun.
  • Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi
  • Stres tinggi
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Ras. Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi daripada orang-orang dari ras lain karena mereka cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi. Tingkat obesitas dan diabetes yang lebih tinggi pada beberapa orang Asia dan Hispanik mungkin juga menempatkan mereka pada risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.
  • Merokok atau menghirup asap rokok
  • Pola makan yang tidak sehat, termasuk banyak makanan yang memiliki lemak jenuh tinggi, lemak trans, garam, dan gula

Gejala Penyakit Arteri Koroner

Gejala yang paling umum adalah angina, atau nyeri dada.

Saat nyeri dada, Anda mungkin merasakan dada seperti sakit, mati rasa, ditekan, atau ditindih. Namun, Anda mungkin salah mengartikanya sebagai gangguan pencernaan atau mules.

Selain nyeri pada dada, mungkin Anda juga merasakan nyeri pada bahu, leher, rahang, dan lengan.

Gejala lainnya seperti detak jantung lebih cepat, mual, perasaan detak jantung yang tidak teratur, sesak napas, berkeringat, merasa sangat lelah, dan pusing.

Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti yang telah disebutkan, segeralah melakukan cek ke dokter.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mempelajari gejala, riwayat medis, dan faktor risiko Anda, dan melakukan tes diagnostik.

Pencegahan dan pengobatan

Berikut cara-cara untuk mencegah dan perawatan dokter dalam menangani penyakit arteri koroner:

  1. Mengubah gaya hidup. Jika Anda merokok, berhentilah. Makan lebih sedikit makanan olahan, dan ganti dengan diet rendah lemak, rendah garam, dan rendah gula. Jaga gula darah Anda dalam kontrol jika Anda memiliki diabetes. Berolahraga secara teratur (tetapi bicarakan dengan dokter Anda sebelum memulai program olahraga).
  2. Jika perubahan gaya hidup tidak cukup, maka Anda memerlukan obat-obatan. Jika Anda didiagnosis menderita penyakit arteri koroner, Anda mungkin akan menggunakan aspirin dan obat untuk menurunkan kolesterol Anda yang disebut statin, jika bukan hal lain. Penelitian menunjukkan bahwa obat evolocumab (Repatha) juga dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke pada orang dengan penyakit kardiovaskular.
  3. Dokter akan melakukan pembedahan seperti Angioplasti balon, Bedah bypass arteri koroner, atau Penempatan stent. Perawatan ini tidak dapat menyembuhkan penyakit arteri koroner, tetapi hanya dapat meningkatkan suplai darah ke jantung Anda.

Dokter juga mempelajari cara-cara inovatif untuk mengobati penyakit jantung, termasuk:

https://sains.kompas.com/read/2019/12/30/183500823/mengenal-penyakit-arteri-koroner-yang-diidap-gus-dur-sebelum-berpulang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke