Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2019: 5 Fakta tentang Potensi Tsunami Selatan Jawa

Kompas.com - 11/12/2019, 17:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Di tahun 2019 ini, salah satu isu yang ramai dibicarakan adalah soal potensi gempa dan tsunami dahsyat di selatan Jawa.

Dalam pemberitaan yang beredar Juli lalu, dikabarkan ada potensi gempa besar mencapai M 8,8 dan tsunami mencapai ketinggian 20 meter di Yogyakarta.

Kompas.com sudah menghimpun berbagai informasi terkait hal ini. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu Anda ketahui tentang potensi selatan Jawa.

1. Indonesia memang rawan gempa

Terkait kabar potensi gempa dan tsunami dahsyat di Selatan Jawa, Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menegaskan, masyarakat harus jujur dan menerima kenyataan.

"Jawaban saya adalah bahwa kita harus jujur mengakui dan menerima kenyataan bahwa wilayah kita memang rawan gempa dan tsunami," ungkapnya melalui pesan singkat, Sabtu (20/07/2019).

"Khususnya wilayah selatan Jawa, keberadaan zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami," tegasnya.

Untuk diketahui, wilayah Samudra Hindia selatan Jawa memang sudah sering kali terjadi gempa besar dengan kekuatan di atas M 7,0.

Daryono juga mencatat sejarah daftar gempa besar seperti gempa Samudra Hindia. Dalam catatan BMKG, gempa besar di Selatan Jawa pernah terjadi tahun 1863,1867, 1871, 1896, 1903, 1923, 1937, 1945,1958, 1962, 1967, 1979, 1980, 1981, 1994, dan 2006.

"Sementara itu tsunami Selatan Jawa juga pernah terjadi pada tahun 1840, 1859, 1921, 1994, dan 2006," ujar Daryono.

"Ini bukti bahwa informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar bukanlah berita bohong," tambahnya.

Baca selengkapnya: Viral Potensi Tsunami Selatan Jawa, BMKG Sebut Indonesia Memang Rawan

2. Potensi bukan prediksi

Buoy mendeteksi tinggi gelombang di laut secara akurat.
dok BBC Indonesia Buoy mendeteksi tinggi gelombang di laut secara akurat.

Daryono menegaskan, besarnya magnitudo gempa yang disampaikan pakar adalah potensi, bukan prediksi.

"Sehingga kapan terjadinya tidak ada satupun orang yang tahu," tegas Daryono.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau