KOMPAS.com - Maraknya gempa mengguncang berbagai daerah di Indonesia, akhirnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membangun infrastruktur peringatan dini gempabumi dan tsunami di pesisir D.I Yogyakarta (Pantai Parangtritis) dan Purworejo, Jateng (Pantai Keburuhan).
Infrastruktur tersebut berupa radar tsunami, dinilai cukup penting mengingat kedua wilayah tersebut kawasan rawan gempabumi dan tsunami.
Melalui keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (1/9/2019), Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, pembangunan radar tsunami ini merupakan bentuk kerjasama BMKG Indonesia dan MIC (Ministry of Internal Affairs and Communications) Jepang, serta didukung oleh Universitas Gadjah Mada.
Dwikorita menerangkan, kinerja radar tsunami akan diuji dan dievaluasi terlebih dahulu dalam kurun waktu 6 bulan sampai 1 tahun guna memperoleh hasil yang lebih optimal.
Baca juga: Meski Punya Sesar Aktif, Aktivitas Gempa di Kalimantan Paling Sedikit
Radar tsunami tersebut nantinya akan memonitor arus laut (kecepatan, arah, ketinggian dan periode gelombang) dengan menggunakan gelombang radio frekuensi tinggi atau gelombang pendek atau disebut HF radar.
"Sistem HF radar ini (frekuensi 16 MHz) mampu memonitor wilayah laut dengan luasan 800 km persegi dengan radius jangkauan 80 km," kata Dwikorita.
Sementara itu, Kepala Bidang Geofisika, Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Supriyanto menambahkan, instalasi dan pemasangan instrumen radar tsunami relatif mudah karena sistem tersebut ditempatkan dipesisir pantai dalam bentuk antena-antena radio.
"HF radar ini juga dapat berfungsi sebagai Oceanographic Radar yang memiliki multi-fungsi tidak hanya sebagai monitoring gelombang tsunami, tetapi juga untuk kemaritiman seperti monitoring arus permukaan, gelombang dan pola pasang surut air laut," ujar Supriyanto.
Selain itu, kata dia, pada bidang kebencanaan oceano-meteorologi radar ini mampu untuk memonitor ketinggian gelombang dan tekanan udara rendah akibat siklon tropis, serta memberikan informasi prediksi sebaran polusi atau tumpahan minyak, dan bahkan apabila terjadi kecelakaan laut radar ini dapat membantu tim rescue dalam melakukan evakuasi korban.
Baca juga: 76 Gempa Guncang Sukabumi sejak 10 Agustus 2019, Ini Penjelasan BMKG
Radar ini juga mampu memonitor pergerakan sampah di lautan, pergerakan arus laut, dan perubahan volume air laut.
Saat ini pembangunan radar tsunami di Pantai Parangtritis, Yogyakarta dan Pantai Keburuhan, Purworejo memasuki tahap awal konstruksi.
"Diharapkan dengan selesainya instalasi dan uji coba yang ditargetkan Maret 2020, kehadiran radar ini akan membantu meningkatkan kehandalan sistem peringatan dini tsunami pada obyek - obyek vital negara, khususnya Bandara Yogyakarta Intenational Airport (YIA)," tutur Dwikorita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.