Namun, ditegaskan oleh Munawaroh juga bahwa penyakit ASF ini hanya menyerang atau menjadi penyakit pada babi saja, tidak pada hewan ternak lainnya dan juga manusia.
"Penyakit ASD pada babi tidak menular ke manusia, juga hewan lainnya," ucap dia.
Jika manusia memakan daging babi yang terdapat virus ASF, maka manusia yang memakan daging babi tersebut tidak akan tertular virus ASF itu, serta virus ASF juga tidak akan dapat ditemukan dalam kotoran atau feses manusia.
Baca juga: Terobosan Baru, Ahli Ciptakan Babi yang Kebal Virus Mematikan
Ada beberapa gejala yang dapat terlihat secara jelas pada babi yang terinfeksi seperti berikut:
- Demam tinggi
- Lesu
- Tidak mau makan
- Kulit kemerahan pada daun telinga dan bagian tubuh lainnya
- Muntah kuning dampai dengan berdarah
- Semua tanda di atas juga diikuti dengan kematian babi dalam jumlah banyak.
Sampai saat ini, kata Munawaroh, belum ada pengobatan dan juga vaksin untuk mencegah penyakit ASF pada babi. Namun, virus ini sangat mematikan pada babi jika tidak dicegah.
Oleh karena itu, tindakan pencegahan yang disarankan adalah menjalankan biosekuriti yang baik di peternakan, agar babi yang lain tidak tertular, yaitu seperti berikut:
1. Menjaga kesehatan babi dengan memberikan pakan yang baik. Jangan berikan pakan babi dengan sisa makanan restoran atau hotel. Jika menggunakan makanan dari sisa-sisa makanan restoran atau hotel, maka makanan tersebut harus dimasak mendidi terlebih dahulu sekurang-kurangnya satu jam agar bebas dari virus ASF.
2. Menjaga kebersihan kandang
3. Memisahkan babi yang sakit dari babi-babi yang sehat
4. Tidak mengizinkan orang lain yang telah berkunjung ke kandang babi lain untuk masuk peternakan babi kita.
5. Mencelupkan alas kaki atau sepatu kandang dalam desinfektan sebelum memasuki kandang babi.
6. Senantiasa mencuci tangan dengan sabun sebelum masuk ke dalam kandang babi dan setelah keluar dari kandang babi.
7. Jika menemukan babi yang sakit, segera hubungi petugas dari dinas yang membidangi kesehatan hewan atau dokter hewan atau paramedis di wilayah terdekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.