KOMPAS.com - Layaknya seorang pelukis mahir, Pigcasso langsung mengambil kuas dalam kaleng cat air dan mulai menuangkan kreatifitasnya pada medium putih di depannya.
Tanpa konsep yang jelas, kuas itu menari dengan bebas hingga menghasilkan corat coret seperti lukisan abstrak. Ada yang hanya coretan hitam seperti bentuk wajah, ada juga coretan yang menggabungkan warna merah, putih, dan biru.
Tapi tunggu dulu. Pigcasso bukanlah manusia. Dia adalah seekor babi dengan kuas cat di mulutnya.
Ini bukanlah tipuan. Selain Pigcasso, sebenarnya banyak hewan lain yang juga seperti menaruh minat pada seni lukis. Sebut saja seperti kera, anjing, hingga gajah.
Baca juga : Babi Terjelek di Dunia Ditemukan di Indonesia, Seperti Apa?
Hal ini kemudian yang mengundang pertanyaan, apakah hewan bisa menjadi makhluk yang menyimpan minat seni?
Seorang ilmuwan yang mempelajari inovasi dan kretivitas pada hewan dari University of Connecticut, Allison Kaufman, berkata bahwa ini adalah hal yang rumit.
"Seni pada umumnya bertujuan untuk menyampaikan makna, ekspresi diri, atau kecantikan. Tidak pernah ada bukti yang mengungkapkan bahwa hewan selain manusia memiliki kemampuan kognitif untuk hal semacam itu. (Saat hewan dapat melukis) ini merupakan stimulasi kognitif yang menyenangkan, kreatif, dan hebat," ujar Kaufman dikutip dari National Geographic, Sabtu (3/2/2018).
Saat Pigcasso mulai menggigit kuasnya, Kaufman melihat kreatifitasnya muncul secara alami.
Sementara ittu, Kristina Horback, asisten profesor Ilmu Hewan dari Univesitas California di Davis menegaskan bahwa banyak hewan yang memiliki naluri alami pada seni.
Misalnya saja seperti burung namdur jantan alias bowerbird (Ptilonorhynchidae) yang bisa menghiasi sarang mereka dengan jamur, kacang-kacangan, kumbang, bahkan kotoran ulat.
Selain itu, Lauren Stanton, mahasiswa di University of Wyoming yang juga seorang penjaga badak putih di kebun binatang Maryland, Baltimore, berkata bahwa badak bernama Stubby di tempatnya bekerja dapat melukis di kanvas mengunakan tanduknya.
Baca juga : Spesies Katak Baru Ditemukan, Berhidung Mirip Babi dan Berwarna Ungu
Terkait dengan hewan yang memiliki kreativitas seperti disebutkan di atas, Franz de Waal pernah menulis dalam bukunya yang berjudul The Ape and the Sushi Master. Di sana dia menggambarkan bagaimana kera memunculkan pola dalam lukisan mereka. Dia mengaitkan kegiatan yang dilakukan kera adalah untuk makanan.
Sangat mungkin Pigcasso melakukannya demi makanan. Sama seperti seniman profesional.
Pemilik Pigcasso, Joanne Lefson, tidak pernah menduga babi yang diambilnya dari peternakan babi memiliki bakat seni. Lefson percaya kreativitas babinya muncul secara spontan dan tidak perlu terlalu dijelaskan mendetail.
Berikut video Pigcasso saat melakukan aksinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.