Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Goo Hara Meninggal, Terapi Ini Bisa Hentikan Keinginan Bunuh Diri

Kompas.com - 25/11/2019, 19:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Karena percobaan bunuh diri atau keinginan bunuh diri kan bisa membahayakan, makanya masuk kategori gawat psikiatri dan dapat langsung diberikan terapi ECT," jelasnya.

Setelah ECT dilakukan, konsumsi obat-obatan untuk menekan depresi dan keinginan bunuh diri harus terus dilanjutkan.

Dharmawan berkata, seseorang yang memiliki keinginan bunuh diri wajib pergi ke psikiater untuk berkonsultasi dan mencari solusi yang tepat.

Perlu ditanamkan, pergi ke psikiater bukan berarti Anda gila.

"Jangan anggap psikiater itu dokternya orang gila. Mereka yang mau self development juga bisa datang ke psikiater untuk konseling," kata Dharmawan.

Memahami depresi

Dalam wawancara dengan Kompas.com, Oktober 2019, Dharmawan menjelaskan, depresi merupakan penyakit yang paling banyak disebabkan oleh rasa lelah berlebih.

Ia mengatakan, depresi juga bisa disebabkan oleh faktor genetik yang munculnya episodik dan dapat membaik dengan sendirinya.

"Depresi yang episodik seringkali dianggap bukan penyakit. Padahal ini sudah masuk kategori penyakit karena distress dan disability," kata Dharmawan.

Distress merupakan kondisi mental negatif yang bisa mempengaruhi individu baik secara langsung atau tidak. Kondisi distress ini juga berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental lainnya.

Sementara disability merupakan keterbatasan atau hilangnya kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipandang normal oleh manusia lainnya.

Gejala utama yang muncul pada penderita depresi adalah suasana hati berubah menjadi buruk atau sedih, cepat lelah tanpa alasan yang jelas, dan kehilangan minat.

Gejala lain dari depresi antara lain susah tidur atau insomnia, sulit konsentrasi, muncul berbagai penyakit fisik, dan muncul perasaan pesimis.

Baca juga: Sulli Meninggal, Begini Cara Tanggapi Cyberbullying demi Cegah Depresi

Terapi depresi

Untuk mengatasi depresi, Dharmawan menyarankan kita untuk berlatih olah rasa atau mindfullness.

Latihan olah rasa ini bisa kita latih dengan menarik diri sementara waktu dari rutinitas untuk lebih memahami diri sendiri.

"Kita bisa coba dengan meditasi atau berdoa. Misal, setelah shalat bagi yang muslim, jangan langsung pergi. Cobalah zikir dahulu dan renungi keadaan sekitar," tambahnya.
Dharmawan juga menyarankan agar kita juga mencari support system dengan memilih teman yang bisa saling memahami.

Sumber: Kompas.com (Ariska Puspita Anggraini, Shierine Wangsa Wibawa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com