Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Jutaan Mumi Burung Ibis di Makam Kuno Mesir, dari Mana Asalnya?

Kompas.com - 21/11/2019, 11:04 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Selama ini bangsa Mesir kuno dikenal menjalankan berbagai proses dalam memakamkan orang-orang yang telah meninggal dunia.

Tidak hanya mumifikasi jenazah saja, bangsa Mesir juga mengisi makam-makam mereka dengan hewan-hewan yang turut diawetkan, salah satunya adalah spesies burung Threskiornis aethiopicus atau yang dikenal burung ibis keramat Afrika.

Ibis memang menjadi hewan yang paling banyak dimumikan oleh bangsa Mesir. Salah satu yang bisa ditemukan adalah di pemakaman kuno Tuna el-Gebel di Mesir Tengah.

Tempat ini menjadi situs dengan jumlah ibis terbanyak yang pernah diketahui.

Bukan cuman puluhan, di pemakaman ini ditemukan burung-burung ibis yang berjumlah hingga 4 juta. Hal ini membuat peneliti kebingungan, bagaimana bisa orang Mesir mengumpulkan sebegitu banyak burung-burung untuk dimumikan.

Baca juga: Bukti Penyakit Jantung Ditemukan pada Mumi Berusia 4.000 Tahun

Namun para peneliti tidak memiliki bukti yang memberikan petunjuk bagaimana orang mengumpulkan burung ibis dalam jumlah yang besar.

Untuk menyelidikinya, tim yang dipimpin oleh Sally Wasef dari Griffith University di Australia menganalisi genom dari 14 mumi ibis yang berusia sekitar 2.500 tahun yang lalu.

Peneliti juga membandingkannya dengan 26 spesimen ibis modern yang ditemukan di alam liar Afrika.

Awalnya, peneliti berteori jika orang Mesir sengaja memelihara burung-burung ibis yang kemudian digunakan untuk pengorbanan.

Namun ternyata sangkaan tersebut tidak terbukti. Alih-alih menernakkan, orang Mesir memilih untuk menjinakkan populasi burung ibis liar.

Dari studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE itu, orang-orang yang berkepentingan seperti para imam menjinakkan burung-burung di habitat alami atau memelihara mereka hanya pada waktu-waktu tertentu dalam setahun untuk memenuhi permintaan ritual.

Kemungkinan populasi ibis ini dijinakkan dengan memberikan umpan makanan.

Praktik pengorbanan dan membuat mumi burung-burung itu sendiri sudah dilakukan sejak 665 SM-250M.

Tujuannya untuk menghormati dewa Toth yang sering digambarkan sebagai seorang lelaki dengan kepala ibis.

Toth sendiri merupakan dewa keadilan, kebijaksanaan, sihir, dan bulan. Ibis yang telah dikorbankan sebelum dimumikan ditumpuk di makam kuno terlebih dahulu.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau