Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sukses "Bangkitkan" Bir Mesir Kuno dari Resep Berusia 5.000 Tahun

Kompas.com - 02/06/2019, 19:02 WIB
Julio Subagio,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kerajaan Mesir Kuno mungkin telah lama lenyap dari muka Bumi, namun ketertarikan terhadapnya terus menjadi misteri yang mengundang daya pikat hingga sekarang.

Segala peninggalan bangsa Mesir Kuno, seperti arsitektur Piramida Besar dan Sphinx, tulisan hieroglif, mitologi dan kepercayaan, serta kebudayaanya telah lama dipelajari oleh para egyptolog, dan banyak menginspirasi kultur populer.

Namun yang tidak banyak diketahui adalah aspek kuliner yang berlangsung di masa tersebut. Pernahkah anda bertanya-tanya mengenai makanan dan minuman kesukaan para Firaun dulu?

Kabar baiknya, lewat perkembangan sains dan teknologi mutakhir, secara perlahan misteri tersebut terkuak.

Baca juga: Uji DNA Buktikan Semangka adalah Makanan Favorit Firaun Mesir

Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ronen Hazan dan Dr. Michael Klutstein, ahli mikrobiologi dari School of Dental Medicine, Hebrew University of Jerusalem (HUJI).

Dengan menggunakan sampel keramik yang dipakai dalam pembuatan bir di era Mesir Kuno dulu, mereka mampu membangkitkan bir kuno yang dinikmati para Firaun silam.

Dengan mengisolasi koloni ragi yang tersimpan dalam pori-pori skala nano pada keramik tersebut, para ahli dapat menciptakan kembali bir yang dibuat berdasarkan resep Mesir Kuno.

Ragi yang tersimpan di dalam keramik diperkirakan telah mengalami masa dorman (inaktif) selama ribuan tahun.

Sampel keramik diprediksi berasal dari masa pemerintahan Pharaoh Narmer, yakni sekitar 3.000 tahun lalu. Keramik tersebut kemudian mengalami perpindahan hingga mencapai Israel, lokasi penemuan keramik tersebut.

Selain diisolasi untuk membuat bir, dilakukan pula analisis DNA terhadap ragi tersebut. Melalui hasil analisis genom, terungkap bahwa jenis ragi yang sama juga digunakan dalam pembuatan minuman beralkohol di kebudayaan lain, seperti arak madu Etiophia.

Bir dibuat melalui kerja sama antara para peneliti dengan produsen bir lokal, serta melalui serangkaian pengujian untuk mengukur rasa dan tingkat keamanannya untuk dikonsumsi.

Hasilnya adalah bir berkualitas tinggi dan aman untuk dikonsumsi.

Baca juga: Diplomasi Bir, Kunci Jayanya Kekaisaran Peru Kuno

"Keajaiban terbesar dalam hal ini adalah koloni ragi yang sanggup selamat dan bertahan di dalam keramik selama ribuan tahun, hanya menunggu untuk dapat diekskavasi dan ditumbuhkan kembali," ujar Hazan, seperti dikutip dari Science Daily.

"Ragi ini memungkinkan kita untuk menciptakan bir yang diminum oleh bangsa Filistin dan Mesir dahulu kala, dan rasanya ternyata sama sekali tidak buruk. Selain mendapatkan resep bir, riser ini juga sangat penting bagi perkembangan arkeologi eksperimental, yang memungkinkan kita merekonstruksi masa lalu," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau