Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Hipertensi Penyebab Utama Gagal Ginjal Kronis

Kompas.com - 18/10/2019, 13:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hipertensi dapat menjadi penyebab risiko kerusakan organ penting seperti otak, jantung, ginjal, mata, pembuluh darah besar (aorta) dan pembuluh darah tepi yang bisa mengakibatkan kecacatan dan kematian.

Di Indonesia dengan jumlah penduduk 265 juta orang, prevalensi hipertensi meningkat 34,1 persen pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2013 sebesar 27,8 persen.

Data Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2017 menunjukkan bahwa hipertensi menjadi penyebab utama gagal ginjal sehingga harus menjalani cuci darah (dialisis).

Padahal ginjal adalah alat vital yang dibutuhkan manusia untuk menjalani kehidupan sehari-hari, karena berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.

Baca juga: Waspadai Hipertensi, Penyebab Kematian Terbanyak ke-5 di Indonesia

Dikatakan oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI/InaSH), Dr Tunggul D Situmorang SpPD-KGH FINASIM, hipertensi yang tidak terkontrol merupakan faktor risiko penyakit ginjal kronik (PGK).

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

“Penyakit ginjal yang kronik juga dapat memperburuk hipertensi yang tidak terkontrol, karena ekspansi volume dan peningkatan resistensi perifer pembuluh darah dalam tubuh,” kata Tunggul di Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Selain itu kedua penyakit ini memiliki keterkaitan. Di satu sisi hipertensi bisa menjadi penyebab PGK terjadi. Sebaliknya, hipertensi bisa menjadi akibat dari PGK terjadi di dalam tubuh seseorang.

Ironisnya, prevalensi penyakit gagal ginjal kronis berdasarkan hasil pengukuran pada usia lebih di atas 15 tahun dan diagnosis dokter sebesar 3,8 persen atau sekitar 10 juta orang.

Baca juga: Hipertensi, mulai dari Gejala, Penyebab sampai Pengobatan

Prevalensi yang pernah atau sedang menjalani cuci darah hasil pengukuran pada penduduk usia lebih dari 15 tahun sebesar 19,3 persen atau sekitar 1,9 juta orang.

Upaya terbaik untuk menjaga diri dari hipertensi dan gagal ginjal yaitu dengan mengendalikan tekanan darah tetapi tetap melindungi ginjal.

“Makanya minum obat yang bukan hanya menurunkan tekanan darah tinggi, tapi juga perlu obat untuk melindungi ginjalnya,” tutur Tunggul.

Sementara itu, melihat tidak hanya angka kesakitan dan kematian hipertensi yang meningkat, tetapi juga beban biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia.

Baca juga: Jangan Salah, Sakit Kepala Bukan Ciri dari Hipertensi

Presiden Direktur Bayer Indonesia, Angel Michael Evangelista menyatakan sangat mendukung program Gerakan Peduli Hipertensi dengan melakukan serangkaian edukasi publik melalui media massa, terutama dengan tagline "kendalikan hipertensi dan sayangi ginjalmu".

"Kami melakukan serangkaian edukasi publik melalui media massa dengan menghadirkan para dokter ahli di bidang hipertensi dan komplikasinya terhadap organ penting terkait," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Bumi Baru Saja Mengalami Hari yang Sangat Singkat, Dan Itu Belum yang Tercepat!
Bumi Baru Saja Mengalami Hari yang Sangat Singkat, Dan Itu Belum yang Tercepat!
Fenomena
Burung Raksasa Purba Moa Akan Dihidupkan Kembali dalam 10 Tahun?
Burung Raksasa Purba Moa Akan Dihidupkan Kembali dalam 10 Tahun?
Oh Begitu
Ribuan Bendungan Dunia Telah Menggeser Kutub Bumi, Mengapa?
Ribuan Bendungan Dunia Telah Menggeser Kutub Bumi, Mengapa?
Oh Begitu
Apakah Bumi Terjebak di Dalam Kekosongan Raksasa di Alam Semesta?
Apakah Bumi Terjebak di Dalam Kekosongan Raksasa di Alam Semesta?
Fenomena
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau