KOMPAS.com - Idul Adha telah tiba. Artinya berbagai olahan daging kambing akan segera melengkapi meja makan kita.
Namun, tak jarang kita masih dihantui ketakutan kalau makan daging kambing terlalu banyak bisa menyebabkan hipertensi.
Adanya mitos tersebut pun membuat orang dengan riwayat hipertensi jadi berpikir dua kali lipat jika ingin ikut menyantap panganan dari olahan daging kambing.
Namun benarkah daging kambing memicu hipertensi?
Baca juga: Bagaimana Cara Masak Kambing agar Hasilnya Menyehatkan?
Untuk meluruskan mitos daging kambing jadi pemicu hipertensi, Kompas.com menghubungi Dr Tunggul SpPD KGH dari RS Cipto Mangunkusumo, Jumat (9/8/2019).
"Daging kambing itu tidak ada kaitannya dengan hipertensi. Itu tidak betul, kalau makan daging kambing Anda bisa terkena hipertensi," kata Tunggul.
Tunggul menegaskan, yang menjadi penyebab hipertensi bukan dagingnya tapi kandungan garamnya.
"Makan daging (kambing) itu enggak apa. Tapi asupan garamnya itu yang jadi penyebab utama hipertensi," imbuh dia.
Lebih lanjut Tunggul menjelaskan, mekanisme kenapa garam bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah meningkat, melalui uraian berikut:
1. Hipertensi primer
Hipertensi atau tekanan darah tinggi primer umumnya dimiliki orang yang memiliki keturunan terkena hipertensi.
Tunggul mengatakan, kadang kala orang yang memiliki hipertensi primer tidak diketahui asalnya.
"Maksudnya bisa dibilang faktor gen. Tapi gen secara jelasnya masih belum diketahui, karena tidak selalu dari keturunan orangtuanya," papar dia.
Nah, 90 persen kasus hipertensi merupakan hipertensi premier.
Pada orang yang mempunyai potensi tinggi terkena hipertensi primer, kandungan garam dalam makanan bisa sangat memicu tekanan darah tinggi.
Baca juga: Cara Terbaik Memasak Daging Kambing Menurut Sains