KOMPAS.com – Eksistensi media sosial memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sosial media juga membuat warga dunia terkoneksi, lebih dari apapun dalam sejarah.
Warga Inggris menghabiskan 28 waktu dalam sehari hanya untuk mengakses media sosial. Orang Indonesia juga rata-rata memiliki frekuensi cukup sering dalam mengakses media sosial.
Namun terlepas dari manfaatnya, media sosial juga punya efek negatif bagi kesehatan mental. Terlalu sering mengakses media sosial akan membuat Anda tidak bahagia, bahkan terisolir dari dunia luar.
Baca juga: Kenapa Kita Suka Membandingkan Diri dengan Orang Lain di Media Sosial?
Bombardir foto selfie dengan efek beauty filter sedikit banyak mempengaruhi rasa percaya diri seseorang. Sementara itu, mengecek linimasa di Twitter sebelum tidur juga mempengaruhi kualitas istirahat Anda.
Mengutip The Independent, Senin (14/10/2019), berikut lima efek negatif dari media sosial terhadap kesehatan mental Anda. Apakah Anda sadar?
Kita kerap berbagi rasa kecemasan kepada orang lain, termasuk di media sosial. Beberapa kecemasan lain juga kita putuskan untuk disimpan saja, tanpa memberitahu warganet atau followers.
Meski begitu, membandingkan diri sendiri dengan orang lain di media sosial dengan stalking bisa meningkatkan rasa tidak percaya diri. Hal ini terbukti oleh penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari University of Copenhagen.
Dalam penelitian tersebut, banyak orang yang menderita “Facebook envy”. Hal ini terjadi ketika melihat post dari orang lain di Facebook dan membandingkannya dengan kondisi diri sendiri.
Kita ini manusia. Penting untuk berkomunikasi secara verbal dan tatap mata.
Namun hal itu akan menjadi sulit apabila mata kita sangat lengket pada layar. Kita menjadi lebih dekat dengan orang di dalam layar dibanding orang di sekitar kita.
Stina Sanders, mantan model yang memiliki 107 ribu pengikut di Instagram, mengatakan bahwa media sosial terkadang membuatnya hilang arah.
“Dari pengalaman, saya merasa terbelakang dan terisolir ketika melihat foto teman saya yang sedang pergi pesta dan saya tidak ikut. Hal itu membuat saya merasa kesepian,” tuturnya.
Media sosial menjadi ajang tepat untuk mengingat masa lalu lewat memory atau flashback. Namun, media sosial juga bisa mengurangi ingatan sebenarnya. Hal ini misal terjadi pada hari ulang tahun teman atau kerabat. Hal itu dulu kita ingat, namun kini menjadi ketergantungan pada media sosial yang mengingatkan.
Baca juga: Awkarin dan Instagram, Benarkah Efek Media Sosial Seperti Narkoba?
Selain itu, banyak dari kita yang mencoba mengambil momen atau foto terbaik untuk diunggah di media sosial. Namun, pengalaman yang sebenarnya malah kita lewatkan: melihat fenomena atau kejadian itu langsung dengan mata kepala sendiri.
Cukup tidur adalah hal yang sangat krusial. Dengan mata yang terus-terusan terpaku pada ponsel dan media sosial, kualitas tidur akan berkurang.