Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan Terbaru Ungkap Penyebab Punahnya Dinosaurus

Kompas.com - 10/09/2019, 20:07 WIB
Farren Anatje Sahertian,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Enam puluh enam juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi berlangsung seperti biasanya. Reptil-reptil raksasa mendominasi kehidupan.

Herbivora raksasa yang panjangnya mencapai 40 meter bersatu dengan karnivora bipedal. Lautan dipenuhi oleh leviathans. Langit yang dikuasai oleh makhluk bersayap yang lebih besar dari jenis burung apapun dalam sejarah.

Akan tetapi setelah 180 juta tahun hidup dalam kemakmuran, hal tersebut hancur lebur.

Asteroid yang memusnahkan dinosaurus datang dan menghantam semenanjung Yucatan, Meksiko, dengan kekuatan 10 miliar bom atom dari ukuran bom atom yang digunakan dalam Perang Dunia II.

Dampaknya menimbulkan api yang membentang ribuan mil dan memicu tsunami yang menjulang tinggi dan meledakkan sulfur (belerang) ke arah atmosfer sehingga menghalangi matahari.

Akibatnya, hawa dingin timbul secara global dan menghancurkan dinosaurus. Hal inilah yang merupakan hipotesis sebagian besar ilmuwan bagaimana binatang-binatang menyeramkan tersebut lenyap.

Baca juga: Kepunahan Dinosaurus Dipicu Asteroid Berkekuatan 10 Miliar Bom Atom

University of Texas di Austin mengonfirmasi hal ini dengan menemukan bukti pada ratusan batu pada kawah yang terkena dampak jatuhnya asteroid dalam 24 jam pertama. Sampel inti yang diambil mengandung arang dan tumpukan batu yang dibawa kembali oleh tsunami.

Batu-batu tersebut menampilkan hal-hal detail akan kejadian setelah peristiwa yang melenyapkan 75 persen kehidupan di bumi itu. Akan tetapi, tidak ditemukan sulfur sama sekali pada bukti tersebut.

“Ini adalah catatan dari kejadian yang berhasil kami pulihkan dari ground zero,” tutur Sean Gullick, Profesor penelitian di University of Texas Institute for Geophysics (UTIG) seperti dikutip dari The Independent, Senin (9/9/2019).

Gullick berkata bahwa penelitian ini memberitahu mereka tentang bagaimana dampak kejadian tersebut dari sudut pandang saksi mata di tempat kejadian.

Ilustrasi Sinosauropteryx, seekor dinosaurus yang melakukan penyamaran dengan baik dengan wajah bertopeng yang hidup sekitar 130 juta tahun yang lalu pada masa Cretaceous. Ilustrasi Sinosauropteryx, seekor dinosaurus yang melakukan penyamaran dengan baik dengan wajah bertopeng yang hidup sekitar 130 juta tahun yang lalu pada masa Cretaceous.

Gullick juga menjelaskan bagaimana kejadian yang terjadi terasa seperti neraka dalam waktu pendek yang kemudian diikuti oleh hawa dingin yang panjang.

“Asteroid menggoreng mereka lalu membekukan mereka. Banyak dinosaurus yang mati," tuturnya.

Penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy, dibuat di atas karya Jackson School of Geosciences, juga menggambarkan kawah tersebut terbentuk dan bagaimana keadaan kembali pulih.

Jay Melosh, profesor dari Purdue University dan pakar mengenai dampak kawah juga mengatakan bahwa ditemukannya bukti ini membantu para ilmuwan untuk memahami dengan benar mengenai dampak asteroid.

“Hal ini merupakan hal yang penting dalam sejarah kehidupan dan juga bukti yang jelas mengenai apa yang terjadi pada ground zero,” tuturnya.

Baca juga: Tulang Paha Dinosaurus Raksasa Ditemukan, Beratnya 500 Kg

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau