Salah satu temuan penting dalam penelitian ini adalah kurangnya sulfur yang ditemukan dalam sampel inti. Padahal, daerah sekitar kawah penuh dengan batu yang kaya akan sulfur.
Penemuan ini mendukung teori bahwa dampak asteroid adalah menguapkan mineral-mineral yang mengandung sulfur di dalamnya, melepaskannya ke atmosfer dan memantulkan cahaya matahari. Sehingga, terjadilah pendinginan secara global.
Para peneliti memperkirakan setidaknya 325 miliar metrik ton sulfur dilepaskan karena terkena dampak. Jumlah tersebut sekitar empat kali jumlah yang dikeluarkan selama meletusnya Krakatau tahun 1883 - sebuah peristiwa yang mendinginkan bumi sekitar 1 derajat Celcius selama lima tahun.
Meskipun dampak asteroid menciptakan kehancuran massal, perubahan iklim yang terjadi inilah yang menyebabkan kepunahan massal terjadi dan membunuh dinosaurus bersama dengan kehidupan lainnya di bumi pada saat itu.
“Pembunuh sesungguhnya haruslah atmosfer. Satu-satunya cara kepunahan massal ini terjadi karena efek atmosfer,” tutup Gullick.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.