KOMPAS.com - Maria Clara Yubilea Sidharta atau akrab disapa Lala, berhasil menamatkan bangku sarjana di usia 19 tahun.
Gadis yang meraih gelar cum laude itu lulus dengan IPK 3,78 dan baru saja diwisuda pada Sabtu (31/8/2019) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Selain menjadi mahasiswa termuda yang lulus di usia 19 tahun lebih 3 bulan, Lala sendiri merupakan anak gifted berkebutuhan khusus.
Seperti dijelaskan dalam artikel sebelumnya, anak gifted memiliki kecerdasan intelektual very superior atau skor IQ lebih dari 130 dalam skala wechsler.
Anak-anak gifted masuk dalam kelompok berkebutuhan khusus karena memang ada kebutuhan spesifik yang harus dipenuhi.
Baca juga: Memahami Gifted dan Berkebutuhan Khusus Lewat Maria Clara Yubilea
Para psikolog mengungkap ada lima kebutuhan khusus yang umum dialami anak gifted, yakni sulit berinteraksi dengan teman sebaya, mudah bosan dan butuh hal menantang, mudah kehilangan motivasi terhadap hal "monoton", juga sulit berkomunikaasi karena anak gifted harus menerjemahkan gagasan rumit dalam pikirannya menjadi bahasa yang mudah dipahami orang lain.
Lantas, apakah Lala juga mengalami hal-hal tersebut?
Nah, dalam artikel ini kami akan mengemas cerita tentang Lala. Bagian I cerita akan membahas masa kecil Lala hingga dia lulus SD, bagian II akan menceritakan tentang momen terpenting dalam hidupnya di mana Lala dan orangtua mengenal gifted, bagian III saat Lala memutuskan kembali mengenyam pendidikan formal masuk kuliah hingga mimpi-mimpinya.
Saat Kompas.com mengunjungi rumah Lala dan orangtuanya Senin sore (1/9/2019), sedikit banyak mereka bercerita tentang masa kecil Lala hingga dia tumbuh remaja.
"Lahir jadi anak gifted, enggak kerasa apa-apa sih. Kerasanya seperti anak biasa aja," kata Lala kepada Kompas.com di rumahnya.
"Aku pun tahu gifted pas umur 13 tahun itu, awalnya aku juga enggak ngerti-ngerti banget, apaan si gifted. Yang aku tahu selama ini adalah, aku gampang bosen. Aku malah tahunya, aku enggak pinter ya di sekolah, berteman enggak pinter, tugas sekolah enggak ada yang beres. Karena aku gampang ter-distract mungkin ya. Aku ikut les juga enggak pernah selesai," kata Lala.
Dia ingat, ketika masih SD dulu, hal-hal yang menjadi kesukaan Lala saat ini seperti menggambar, nari, kesenian, dan lain-lain justu tidak pernah diapresiasi di kelas. Ini juga yang membuat Lala tidak terlalu suka dengan hal tersebut.
"Nah waktu homeschool, baru keliatan. Eh kok aku jadi suka hal-hal yang dulu aku enggak suka," kata Lala.
Bagi orangtua Lala, B. Boy Rahardjo Sidharta dan Patricia Lestari Taslim, mengasuh anak gifted harus sabar.
Di mata Boy dan Patricia, Lala kecil sangat aktif dan kerap bosan melakukan sesuatu.